FKN Hadir Lagi di Bondowoso, Ini Sejarah Munculnya Branding Kopi Yang Diinisiasi Berbagai Pihak

- 21 November 2022, 20:02 WIB
Festival Kopi Nusantara Bondowoso tahun 2022.
Festival Kopi Nusantara Bondowoso tahun 2022. /Sholikhul Huda/KlikBondowoso

Pemkab mulai membuat predikat Klaster Kopi Arabika Rakyat. Kawasan yang ditanami kopi arabika oleh rakyat itu bukan milik PTPN XII, tetapi lahan milik Perhutani yang digarap dengan sistem sharing.

Sebagai langkah percepatan, Pemkab menggagas sistem ‘gotong royong’. Nah, dalam sistem gotong royong inilah, pemkab mengajak serta berbagai pihak. Saat itu ada komitmen bersama tujuh pihak termasuk Pemkab Bondowoso.

Tujuh pihak itu berkomitmen mengawal program pengembangan kopi. Yakni Pemkab Bondowoso, Bank Jatim, Asosiasi Petani Kopi (APEKI), Bank Indonesia, Perhutani, Puslitkoka dan buyer.

Rupanya, booster pengembangan kopi itu manjur. Tujuh pihak itu berperan aktif.

Misalnya Bank Jatim sebagai pihak pemberi kredit kepada petani kopi, Pemkab memberi bantuan bibit, pupuk dan sarana prasarana dari APBD, provinsi maupun kementerian.

Untuk mutu, Puslit Koka melatih dan mendampingi petani agar bisa memproduksi kopi yang berkualitas ekspor. Dengan dukungan dari Perwakilan Bank Indonesia Jember, para petani kopi itu tidak hanya dilatih keterampilannya, tetapi juga digarap mindset-nya.

Berkat sinergisitas pembangunan, Bupati Amin menyebut petani kopi menemukan harapan baru. Mereka jadi sangat antusias. Apalagi ada kucuran kredit dari Bank Jatim. Dan beberapa bantuan alat dari CSR Bank Jatim.

Tahun 2011

Pada 2011, Puslit Koka menyatakan bahwa kopi produksi klaster itu sudah siap dan layak ekspor. Melalui PT. Indokom, Klaster Kopi Arabika Rakyat itu merealisasikan ekspor perdana ke Swiss. Saat itu, ada sebanyak 186 ton kopi ose yang di ekspor ke Swiss.

Tahun 2013

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah