FKN Hadir Lagi di Bondowoso, Ini Sejarah Munculnya Branding Kopi Yang Diinisiasi Berbagai Pihak

- 21 November 2022, 20:02 WIB
Festival Kopi Nusantara Bondowoso tahun 2022.
Festival Kopi Nusantara Bondowoso tahun 2022. /Sholikhul Huda/KlikBondowoso

KlikBondowoso.Com - FKN hadir kembali. FKN adalah singkatan Festival Kopi Nusantara. Pada tahun 2022 ini, akan dilaksanakan pada 25 sampai 27 November 2022.

Akan ada banyak hal yang ditemukan di Festival Kopi Nusantara 2022 yang digelar di Alun-Alun Bondowoso ini.

Mulai Coffee Competition, Local Product, Coaching Clinic dan beberapa hal yang berkaitan dengan kopi.

Lantas sebenarnya bagaimanakan sejarah pembangunan kopi di Kabupaten Bondowoso? Berikut rangkuman KlikBondowoso.Com :

Tahun 2006

Medio 2016, mulai muncul tempat ngopi asyik di Bondowoso. Hal itu merupakan dampak adanya branding Bondowoso Republik Kopi yang dicetuskan Bupati Amin Said Husni (kalan itu).

Pemkab selama ini menggerakkan banyak pihak untuk membuat branding tersebut. Ada 7 pihak : Tujuh pihak itu berkomitmen mengawal program pengembangan kopi. Yakni Pemkab Bondowoso, Bank Jatim, Asosiasi Petani Kopi (APEKI), Bank Indonesia, Perhutani, Puslitkoka dan buyer.

Tahun 2010

Medio 2010, Pemkab Bondowoso merekrut para petani kopi di Kawasan Agropolitan (yakni kawasan Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung). Sentuhan awal itu diberikan kepada para petani kopi di Kecamatan Sumber Wringin.

Pemkab mulai membuat predikat Klaster Kopi Arabika Rakyat. Kawasan yang ditanami kopi arabika oleh rakyat itu bukan milik PTPN XII, tetapi lahan milik Perhutani yang digarap dengan sistem sharing.

Sebagai langkah percepatan, Pemkab menggagas sistem ‘gotong royong’. Nah, dalam sistem gotong royong inilah, pemkab mengajak serta berbagai pihak. Saat itu ada komitmen bersama tujuh pihak termasuk Pemkab Bondowoso.

Tujuh pihak itu berkomitmen mengawal program pengembangan kopi. Yakni Pemkab Bondowoso, Bank Jatim, Asosiasi Petani Kopi (APEKI), Bank Indonesia, Perhutani, Puslitkoka dan buyer.

Rupanya, booster pengembangan kopi itu manjur. Tujuh pihak itu berperan aktif.

Misalnya Bank Jatim sebagai pihak pemberi kredit kepada petani kopi, Pemkab memberi bantuan bibit, pupuk dan sarana prasarana dari APBD, provinsi maupun kementerian.

Untuk mutu, Puslit Koka melatih dan mendampingi petani agar bisa memproduksi kopi yang berkualitas ekspor. Dengan dukungan dari Perwakilan Bank Indonesia Jember, para petani kopi itu tidak hanya dilatih keterampilannya, tetapi juga digarap mindset-nya.

Berkat sinergisitas pembangunan, Bupati Amin menyebut petani kopi menemukan harapan baru. Mereka jadi sangat antusias. Apalagi ada kucuran kredit dari Bank Jatim. Dan beberapa bantuan alat dari CSR Bank Jatim.

Tahun 2011

Pada 2011, Puslit Koka menyatakan bahwa kopi produksi klaster itu sudah siap dan layak ekspor. Melalui PT. Indokom, Klaster Kopi Arabika Rakyat itu merealisasikan ekspor perdana ke Swiss. Saat itu, ada sebanyak 186 ton kopi ose yang di ekspor ke Swiss.

Tahun 2013

Berkat pembinaan yang intensif, Kementerian Hukum dan HAM memberikan Sertifikat Indikasi Geografis (IG). Sertifikat IG itu diberikan dengan nama ‘Klaster Kopi Arabika Ijen Raung’.

Tahun 2016

Tahun 2016 awal, geliat kopi tersebut terasa di tingkatan hulu. Yakni ditataran petani kopi. Dan pada 22 Mei 2016, ada perayaan Festival Kopi Nusantara (FKN), Bupati saat itu mencetuskan branding Bondowoso Republik Kopi (BRK).

Tahun 2022

Saat Pandemi Covid-19 Festival Kopi Nusantara (FKN) tidak diadakan. Namun pada tahun 2022, Pemkab Bondowoso dibawah Bupati Drs. KH. Salwa Arifin, kembali bisa menggelar FKN 2022.

Akan ada rasa yang berbeda, semangat yang berbeda, sebab FKN diadakan pasca pandemi Covid-19. Masyarakat akan bersuka cita pada FKN Tahun 2022 ini.***

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah