Setelah Gencatan Senjata, Israel akan Berikan Vaksin Kadaluarsa untuk Palestina

20 Juni 2021, 10:55 WIB
Ilustrasi: Palestina menolak vaksin kadaluarsa dari Israel /Pixabay/Torstensimon

KlikBondowoso.com - Permusuhan Israel terhadap palestina ternyata tidak hanya di ungkapkan dengan perang terbuka.

Setelah gencatan senjata, Israel mencoba berperang dengan jalur biologi ke palestina.

Meski bukan senjata biologi, Vaksin Covid-19 pesanan palestina dari Israel ini nyaris kadaluarsa.

Hal ini sangat berbahaya jika diberikan kepada warga Palestina.

Beruntung, Otoritas Palestina membatalkan pemesanan vaksin Covid-19 yang nyaris kadaluarsa dari Israel.

Dilaporkan bahwa Palestina mendapati vaksin Covid-19 yang hendak diberikan memiliki tanggal kadaluarsa lebih awal dibanding kesepakatan.

Sebagaimana dikutip Klik Bondowoso dari Pikiran Rakyat Bekasi yang berjudul Palestina Terpaksa Batalkan Pemesanan Vaksin Covid-19 dari Israel, Sejumlah Dosis Kedapatan Kadaluarsa, diketahui bahwa menurut kesepakatan yang diteken dengan Israel, Palestina akan mendapatkan 1.4 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang kadaluarsa di bulan Agustus 2021 mendatang.

Sebagai gantinya, Palestina akan memberikan dosis yang mereka miliki dengan jumlah sama begitu supplai baru tiba di semester kedua nanti.

"Mereka bilang tanggal kadaluarsanya berada di bulan Juli atau Agustus di mana memberi kami cukup waktu untuk menggunakannya," kata Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 19 Juni 2021.

Baca Juga: Rusia dan Amerika Serikat Saling Gertak Militer di Samudra Pasifik

"Ternyata, dosis yang kami terima akan kadaluarsa Juni ini. Tidak akan sempat untuk menggunakannya," kata Mai Alkaila, melanjutkan.

Alkaila juga mengungkapkan bahwa sejauh ini pihaknya sudah menerima 90 ribu dosis dari Israel.

Dosis tersebut, menurutnya, tidak akan digunakan sedikitpun dan langsung dikembalikan ke Israel.

Sementara itu, PM Naftali Bennett dari Israel tidak memberikan respon apapun soal pembatalan itu.

Namun, ketika kesepakatan diteken, administrasinya mengatakan vaksin yang diberikan sudah disetujui bisa dipakai untuk vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza.

Baca Juga: Indonesia Dikagetkan dengan Ditemukannya Fosil Badak Raksasa di China

Salah seorang pejabat Israel, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan masalah vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza sejatinya adalah urusan Palestina seluruhnya.

Oleh karenanya, menurut ia, tidak bisa Palestina menuntut banyak dari Israel, termasuk masalah ketersediaan vaksin Covid-19.

Sebagai catatan, Israel adalah salah satu negara tercepat dalam melakukan vaksinasi Covid-19. Per berita ini ditulis, 55 persen penduduknya sudah divaksin penuh.

Angka itu akan bertambah seiring dengan dimulainya vaksinasi terhadap remaja berusia 12-15 tahun.

Di Palestina, angkanya lebih kecil. Khusus Tepi Barat dan Gaza, baru 30 persen penduduk mereka yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.

Baca Juga: Serba Daring, Usaha Sektor Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Bondowoso Meningkat

Masih kecilnya angka, salah satunya, dipengaruhi keengganan warga untuk divaksin. Survei dari Pusat Kebijakan dan Riset Survei Palestina menyebut hanya 40 persen warga yang mau divaksin.

Sejauh ini, Palestina sudah menerima vaksin dari Israel, Rusia, China, Uni Emirat Arab, dan COVAX. Warga Palestina berharap Israel lebih berperan membantu pengadaan vaksin Covid-19 untuk mereka.

Otoritas Palestina hingga saat ini belum menjelaskan rencana apa yang akan dilakukan seiring menunggu vaksin Covid-19 yang bisa digunakan.***(Rinrin Rindawati/PikiranRakyat-Bekasi)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler