Pangeran MBS Putra Mahkota Arab Saudi, Izinkan Wanita Tidak Pakai Jilbab dan Boleh Pake Bikini

22 Januari 2022, 18:11 WIB
Wanita Muslim diizinkan tidak memakai jilbab oleh Putra Mahkota Arab Saudi, kenapa bisa? / Instagram @mohammed_bin_salman_ksa /


KlikBondowoso.com - Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS), Putra Mahkota Arab Saudi kini berkuasa secara de facto menggantikan sang ayah Raja Salman.

Usai berkuasa, sang pangeran mengeluarkan beberapa kebijakan yang kontroversial. Kali ini Pangeran MBS mengizinkan wanita muslim tidak memakai jilbab.

Putra mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman sering timbulkan banyak kontroversi semenjak menggantikan posisi ayahnya dalam menentukan kebijakan.

Pangeran MBS memiliki mimpi negara yang dipimpinnya menjadi negara super power dalam beberapa tahun kedepan.

Namun sebagai negara yang terdapat kiblat Islam didalamnya, beberapa perubahan kebijakan yang ia buat, tak sedikit yang terasa janggal dan menjadi perbincangan berbagai pihak.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Bidik Pemain Persebaya Surabaya: Bajul Ijo Siap Kehilangan Pemain Muda

Salah satu yang janggal yakni beberapa aturan yang bertentangan dengan syariat Islam n, kini berlaku dengan bebas di negara penghasil minyak terbesar di dunia tersebut.

kebijakan Putra Mahkota yang paling mencengangkan adalah membolehnya wanita memakai bikini di pantai.Sehingga keputusan ini otomatis mengizinkan perempuan muslim memamerkan auratnya.

Kerajaan Arab Saudi kini sedang memasuki era modernisasi di hampir seluruh sisi kehidupan.

Hal itu dalam upaya mewujudkan visi 2030 yang telah diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Salah seorang pejabat yang bertanggung atas media internasional pada Kementerian Budaya dan Informasi Pemerintah Arab Saudi Khaled A.A. Al Ghamdi, mengatakan :

“Adalah hak para wanita Arab Saudi untuk mengenakan busana yang mereka sukai,” ujarnya, sebagaimana dilansir KlikBondowoso melalui ZONABANTEN.com dari laman Iran International pada 21 Januari 2022.

Baca Juga: Liga 1: Ditengah Ramainya Tagar ReneOut dan ReneStay, Perolehan Poin Persib Penentunya

“Majelis Ulama dan komunitas agama di negara itu dapat menerima cara bagaimana wanita berbusana karena hal ini tidak bertentangan dengan program modernisasi pemerintah,” Khaleed menambahkan

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa aktivis hak-hak perempuan di Arab Saudi telah mencoba berjalan di jalan-jalan tanpa mengenakan pakaian Islami konvensional.

Di antara para ulama yang setuju dengan modernisasi Saudi tersebut adalah (Sheikh Abdur-Rahman) As-Sudais (Presiden Masjidil Haram) dan Sheikh Saleh Al-Talib (salah seorang imam di Masjidil Haram).

Mengenai ulama yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah Saudi tentang modernisasi itu, dia mengakui bahwa memang ada ulama yang berbeda pendapat dengan pemerintah.

“Karena masyarakat Arab Saudi memiliki hak mereka masing-masing untuk berpendapat selama mereka tidak menyakiti orang, namun mereka bisa mengkritisi sistem yang dijalankan pemerintah,” sambungnya.

Kebijakan ini berpedoman pada para ulama besar yang tidak ingin memaksakan pendapat mereka mengenai sesuatu hal kepada orang lain.

"Ulama besar Islam seperti Imam Hambali dan Imam Syafi'i juga memiliki perbedaan pandangan dalam beberapa hal, namun mereka tidak bisa memaksakan pendapat mereka mengenai suatu hal kepada orang lain,” pungkas Khaleed.

Keputusan merubah kebijakan di Arab Saudi mengenai bolehnya wanita berbikini ini tidak disetujui para ulama yang mereka anggap terlalu konservatif. Sehingga para ulama tersebut tidak mewakili kebijakan pemerintah.

France News Agency pernah menerbitkan sebuah foto dan wawancara dengan seorang wanita Saudi berusia 25 tahun yang mengatakan dia telah berjalan tanpa jilbab di jalan-jalan Riyadh selama empat bulan terakhir.

Baca Juga: Netizen: WO Salah Satu Jalan Untuk Tidak Kalah Secara Tragis, Timnas Putri Indonesiaputra

Dia berkata, ”Tidak ada yang bisa memaksanya melakukan apa yang tidak dia inginkan.”

Laporan tersebut juga menyebutkan wanita 33 tahun lainnya, mengatakan dia hanya mengenakan pakaian Islami di tempat kerjanya dan tidak ada tempat umum lainnya di Riyadh.

Terlepas dari tekanan agama yang dominan, beberapa wanita di Arab Saudi mengenakan pakaian yang lebih terbuka, dan beberapa lainnya mengenakan warna-warna cerah daripada hitam konvensional.

Tidak ada undang-undang yang jelas di Arab Saudi untuk hijab wajib, dan sebagian besar tekanan dari fundamentalis agama yang dirasakan dalam hal ini.

Saat ini, Iran adalah satu-satunya negara Muslim di dunia dengan undang-undang hijab wajib yang jelas dalam konstitusinya, bahkan untuk pejabat asing dan non-Muslim.

Mohammed Bin Salman, putra mahkota Arab Saudi mengatakan bahwa tradisi hijab mungkin akan dimoderasi.

Menurut Putra mahkota, tidak ada mandat bagi Abaye dalam Islam. Abaye atau busan khusus di Arab, adalah pakaian hitam yang dikenakan di Arab Saudi dan beberapa negara Muslim lainnya.***(Fahrin Chariz Diaz Fahreza/Zona banten.pikiran-rakyat.com)

 

 

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Zona Banten

Tags

Terkini

Terpopuler