Indonesia Resmi Akuisisi 42 Unit Pesawat Tempur Rafale, Maksud Terselubung Perancis Terkuak  

17 Februari 2022, 18:32 WIB
Indonesia borong jet tempur Rafale buatan Prancis /Dassault Aviation

 

 

KlikBondowoso.com – Indonesia resmi mengakuisisi pesawat tempur dari Perusahaan pembuat Rafale, Dassault Aviation pada, 10 Februari lalu.

Akibat dari akuisisi jet tempur buatan Perancis oleh Indonesia ini, maksud terselubung Perancis akhirnya terkuak.

Tak tanggung-tanggung Indonesia akan mengakuisisi sebanyak 42 unit pesawat Rafale, hal ini sebagimana dilansir dari Dassault Aviation

“Di hadapan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Florence Parly, dan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, Ketua dan CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, dan Wakil Marsekal Udara Yusuf Jauhari, Kepala Badan Fasilitas Pertahanan Kementerian Pertahanan RI, menandatangani kontrak akuisisi oleh Indonesia atas 42 pesawat Rafale generasi terbaru, pada upacara yang diadakan hari ini di Jakarta," tulis Dassault Aviation.

Baca Juga: Krisdayanti Relakan Salah Satu Bagian Tercantik Tubuhnya Demi Bisa Rawat Cucu, Aurel: Baby Sisternya Diva

Upaya panjang yang harus dilalui Indonesia untuk datangkan jet tempur asal Prancis akhirnya menuai hasil.

Bahkan Indonesia sempat harus melalui jalan yang tidak mulus dalam proses untuk berhasil akuisisi Rafale.

Military Watch Magazine sempat mengabarkan bahwa Indonesia tidak cocok untuk miliki gaharnya Rafale sebelum akhirnya resmi mengakuisisi pesawat tempur canggih ini.

“Pengenalan pesawat tempur Prancis selanjutnya akan membutuhkan perombakan total infrastruktur dan peralatan Indonesia," tulis Military Watch Magazine dalam laporannya.

Baca Juga: Anies Baswedan 'Mesra' dengan Ridwan Kamil, Saling Adu Penalti di Jakarta International Stadium atau JIS

Menurut pihaknya, infrastruktur yang ada di Indonesia masih belum siap untuk terima kedatangan Rafale.

Alhasil, Indonesia akan merogoh kocek lebih banyak untuk membangun infrastruktur guna memfasilitasi jet tempur ini.

Untungnya pada saat itu publik tidak buru-buru menilai, karena memang komunikasi antara Indonesia dan Perancis baik-baik saja.

Terbukti pada beberapa minggu yang lalu, Dassault Aviation resmi umumkan kabar akan diboyongnya 42 unit Rafale ke Indonesia.

Jumlah tersebut melebihi perkiraan TNI AU sebelumnya yang hanya 36 unit.

Soal Rafale, CEO Dassault Aviation, Eric Trappier juga berharap bahwa Industri Indonesia akan mendapat keuntungan atas kerjasama ini.

Baca Juga: Ternyata Ini Obat Terbaik Untuk Segala Penyakit, dr Zaidul Akbar Memberikan Pemahaman

“Industri Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari pengembalian industri yang substansial, tidak hanya di sektor penerbangan, tetapi juga di semua bidang kerja sama utama lainnya yang berkaitan dengan portofolio luas teknologi ganda yang dikuasai oleh Dassault Aviation dan mitra industrinya, Safran Aircraft Engines dan Thales," tulis Dassault Aviation.

Bahkan Eric Trappier sendiri merasa terhormat barang dagangannya laku terjual 42 unit oleh Indonesia.

“Merupakan kehormatan besar bagi Dassault Aviation untuk melihat Rafale bergabung dengan angkatan udara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara yang sangat bergengsi, dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak berwenang Indonesia atas kepercayaan yang telah mereka berikan kepada kami," lanjut Dassault Aviation.

Baca Juga: Memotong Kuku Ternyata Ada Urutan Sesuai Sunnah Rosul, Begini Penjelasannya Ustadz Adi Hidayat

Namun dibalik kata-kata manis pihak Dassault Aviation, ternyata mereka memiliki rencana dibaliknya.

Media Australia menyebut bahwa kesepakatan Rafale ini merupakan kemenangan tersendiri bagi Perancis.

Dilansir dari Australian Defence, Madeline Wild, Associate Defense Analyst di perusahaan data dan analitik GlobalData, mengatakan bahwa perjanjian tersebut merupakan sebuah kemenangan penting bagi industri pertahanan Perancis.

“Kesepakatan pembelian 42 unit jet tempur Rafale ini juga disebutnya sebagai peluang untuk bekerja sama dengan pemain utama lainnya di kawasan Indo-Pasifik yang akan memposisikan ulang Prancis dan perusahaan pertahanannya sebagai pesaing utama di pasar Asia Tenggara” tulisnya.

Ternyata diam-diam Perancis memiliki maksud terselubung, kesepakatannya dengan Indonesia sebagai pintu untuk masuk pasar jet tempur di negara Indo-Pasifik lainnya.***(Nabella Rona Sahati/Zona Jakarta.com)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler