Setiap Ramadhan Terjadi Penyerangan, Warga Palestina Unjuk Rasa Pasca Bentrokan Di Al Aqsa

17 April 2022, 07:00 WIB
Kabar Palestina hari ini /Tangkapan layar/Pixabay/hosny_salah

KlikBondowoso.com - Penyerangan terhadap warga sipil Palestina oleh pasukan Israel kembali terjadi pada jum'at, 15 april 2022, atau bertepatan pada hari ke 13 Ramadhan 1443 Hijriyah.

Penyerangan Israel terhadap warga Palestina pada bulan ramadhan tidak hanya sekali ini terjadi. Setidaknya dalam lima tahun terakhir, setiap bulan ramadhan selalu terjadi penyerangan terhadap warga Palestina.

Akibat penyerangan terhadap jamaah di Masjid Al Aqsa pada jum'at kemarin, lebih dari 150 warga palestina terluka.

Pasca tragedi tersebut, ratusan warga Palestina di Gaza turun ke jalan untuk menyerukan protes terhadap pasukan Israel yang menyerang Masjid Al Aqsa.

Baca Juga: Tentara Israel Serang 5.000 Jemaah Salat Jumat Palestina di Tepi Barat

Dikutip KlikBondowoso.com dari Pikiran Rakyat, Warga Palestina ingin menunjukkan dukungan bagi orang-orang yang tinggal di Tepi Barat yang kini diduduki Israel.

Para pengunjuk rasa mendesak dukungan Arab dan internasional untuk jamaah Masjid Al Aqsa. Sebab mereka yang saat ini berada di wilayah pendudukan kerap menghadapi kekerasan dari pasukan Israel.

Awal pekan ini, faksi-faksi Palestina di Gaza bertemu dengan pejabat senior Hamas, Yahya Sinwar, untuk membahas perkembangan di Tepi Barat yang diduduki, di mana mereka menegaskan "posisi bersatu" terhadap serangan mematikan Israel.

Seorang anggota senior gerakan Jihad Islam, Khaled al-Batsh dalam pidatonya di Demonstrasi Gaza, mengecam serangan Israel terhadap jamaah di Masjid Al-Aqsa pada Jumat pagi.

Baca Juga: Organisasi Hak Asasi Manusia Palestina Dituduh Israel Sebagai Teroris

“Hari ini kami berkumpul di Gaza untuk menunjukkan dukungan kami kepada orang-orang di Yerusalem dan Tepi Barat. Kami mendukung perlawanan rakyat kami dan memberi hormat kepada jiwa para martir kami,” katanya.

Al-Batsh menekankan faksi Palestina "tidak akan tinggal diam" jika pelanggaran Israel berlanjut di kompleks Al-Aqsa.

“Kami tidak akan mentolerir provokasi Israel di Masjid Al-Aqsa dan kami tidak akan menerima kelanjutannya,” kata Khaled.

Menteri Keamanan Publik Israel, Omer Barlev mengatakan Israel tidak berniat melakukan kekerasan di kompleks Al-Aqsa. Pasukan Israel disebutnya terpaksa untuk menghadapi "elemen kekerasan" yang menyerang mereka.

Baca Juga: Ismail Haniyeh Jadi Ketua Hamas Palestina Kembali

Di sisi lain, Khaled menyebut kelompok-kelompok bersenjata Palestina menganggap Israel bertanggung jawab atas dampak dari serangan tersebut. Selain itu, dia yakin Israel akan membayar harga atas hal tersebut.

Al-Batsh mengutuk upaya Israel untuk memaksakan identitas Yahudi di Yerusalem Timur yang diduduki.

Kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok Yahudi sayap kanan baru-baru ini terjadi, menyerukan penggerebekan terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa selama liburan Paskah Yahudi.

Mereka melakukan penyembelihan tumbal hewan kurban di halamannya, ini belum pernah terjadi sejak zaman kuno.

Ayman al-Athamneh, dari Beit Hanoun, mengatakan pihaknya meyakinkan semua orang di Tepi Barat bahwa massa Gaza sepenuh hati dengan perlawanan.

"Kami di Gaza siap untuk pengorbanan apapun demi Masjid Al Aqsa,” katanya.

Ashraf Awad, mengungkapkan kemarahannya atas apa yang terjadi pada Jumat pagi di Al-Aqsa.

“Di mana negara-negara Arab dan Islam tentang apa yang terjadi? Setiap hari ada martir, orang terbunuh, terluka dan ada penggerebekan dan provokasi,” katanya kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Serangan Israel Toreh Trauma Tanpa Akhir Bagi Anak Palestina

“Apa yang kita lihat hari ini sangat provokatif dan menyakitkan. Pemukulan terhadap wanita, anak perempuan dan jamaah tidak dapat ditoleransi. Kami menuntut perlawanan untuk merespon. Israel tidak tahu apa-apa selain bahasa darah,” ujarnya.

Umm Raed Hajj Salem, mengatakan dia merasa seperti ada “api yang berkobar di dadanya karena marah” setelah serangan Israel.

“Saya berharap penyeberangan terbuka dan kita bisa pergi dari Gaza ke Masjid Al Aqsa untuk mempertahankannya,” katanya Raed dengan marah.

“Al-Aqsa adalah garis merah tanah wakaf Islam dan setiap pelanggaran dan agresi terhadapnya adalah serangan terhadap semua Muslim secara keseluruhan. Kami mengorbankan jiwa kami, darah kami, dan anak-anak kami untuk Masjid Al Aqsa. Kami berharap Tuhan akan menguatkan kami dan segera membebaskannya," sambungnya lagi.

Situs suci, suci bagi umat Islam dan Yahudi, telah berulang kali menyebabkan konfrontasi antara Palestina dan Israel. Kekerasan tahun lalu di sana memicu perang 11 hari Israel di Gaza.***(Rully Nuril Huda / Pikiran Rakyat)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler