Negara Sri Lanka Telah Bangkrut! Ini Penyebab Kebangkrutannya, Nomor 3 Sangat Berpengaruh

26 Juni 2022, 16:03 WIB
Ilustrasi demo masyarakat Srilanka /
KlikBondowoso.com - Saat ini dunia sedang dihebohkan dengan negara yang sedang mengalami kebangkrutan yaitu Sri Lanka.
 
Tidak hanya perusahaan yang bisa mengalami kebangkrutan, namun ternyata negara juga bisa mengalaminya, seperti negara Sri Lanka.
 
Sri Lanka negara yang terletak di Asia Selatan ini sedang diterjang keterpurukan ekonomi, bahkan mengalami kebangkrutan.
 
Mahinda Rajapaksa, Perdana Menteri Sri Lanka akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri pada Senin (9/5/2022).
 
Dia melakukan itu untuk menenangkan publik akibat dari krisis ekonomi parah dan demo besar-besaran yang melanda Sri Lanka.
 
Krisis ekonomi yang parah berakibat pada inflasi tinggi hingga pemadaman listrik berkepanjangan.
 
Baca Juga: 16 Tim Basket Wakil Kabupaten/Kota Mengikuti Ajang Porprov Jatim 2022 Hari Ini, Berikut Jadwal Pertandingannya
 
Bahkan, mulai tanggal 20 Juni 2022, Sri Lanka selama 2 minggu akan bertahap menghentikan beberapa layanan pemerintahan yang tidak penting.
 
Tak hanya pemerintahan saja, bahkan institusi pendidikan seperti kampus dan sekolah juga akan segera ditutup. 
 
Untuk yang masih beroperasi hanya rumah sakit, bandara, dan pelabuhan saja yang masih tetap dibuka.
 
Apa yang menyebabkan sebuah negara seperti Sri Lanka mengalami kebangkrutan?
 
1. Utang yang menumpuk
 
Kepala bank sentral mengumumkan bahwa Sri Lanka telah gagal membayar hutang luar negeri sebesar 51 miliar dollar AS (sekitar Rp732 triliun).
 
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Futsal Putra/Putri Porprov Jatim 2022 Hari Ini, Diikuti Oleh 12 Perwakilan Kabupaten/Kota
 
Pada akhir 2021, cadangan devisa negeri ini menyusut dari yang sebelumnya 7,5 miliar dollar AS (sekitar Rp109,95 triliun), menjadi 2,7 miliar dollar AS (Rp39,58 triliun).
 
2. Krisis kebutuhan pokok
 
Kebutuhan pokok bagi rakyat Sri Lanka, seperti bensin dan bahan pangan sudah mengalami kelangkaan hingga kehabisan stok.
 
Sejak pertengahan bulan Mei, Sri Lanka sudah tidak memiliki yang untuk mengimpor bahan bakar. Hal ini membuat antrean panjang terlihat di SPBU.
 
Sementara pemadaman listrik membuat sebagian besar kota-kota di Sri Lanka setiap malam hidup dalam kegelapan.
 
Kemudian terjadi pemadaman listrik setiap malam hidup dalam kegelapan, penurunan drastis hasil panen dan kesulitan mencari mata uang asing untuk membeli barang impor.
 
Baca Juga: Persija Jakarta Gagal Melaju ke Perempat Final Piala Presiden 2022, Kata Thomas Doll Ada yang Lebih Penting
 
3. Pandemi menghantam negeri
 
Kondisi pandemi ikut menambah krisis ekonomi di Sri Lanka. Pasalnya karena pengunjung turis dan pengiriman uang menjadi berkurang.
 
Tanpa kedua sumber uang tunai ini, membuat pemerintahan Sri Lanka terpaksa memakai cadangan devisanya untuk membayar berbagai macam pinjaman.
 
4. Banyak proyek mewah yang mangkrak
 
Sri Lanka sangat ambisius menghabiskan banyak uang untuk infrastruktur, namun banyak yang mangkrak.
 
Salah satunya pelabuhan besar di distrik Hambantota, telah menjadi beban keuangan negara sejak beroperasi selama 6 tahun, dengan total kerugian mencapai 300 juta dollar AS (setara Rp4,4 triliun).
 
Baca Juga: Atlet Bola Voli Bondowoso Untuk Porprov Jatim 2022 Dilepas Langsung Kapolres AKBP Wimboko, Ini Pesannya
 
Proyek-proyek mangkrak ini dikuasai oleh keluarga Rajapaksa, yang mendominasi dan menguasai politik negara ini selama 20 tahun lebih.
 
Demikian penyebab dari kebangkrutan yang dialami oleh negara Sri Lanka. ***

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler