Jendral To Lam Merupakan Orang Paling Berpengaruh di Vietnam Kini Jadi Presiden

23 Mei 2024, 12:45 WIB
Presiden Baru Vietnam Jendral To Lam /

KlikBondowoso - Tokoh paling berpengaruh di Vietnam, Jenderal To Lam resmi terpilih menjadi Presiden baru negara Asia Tenggara tersebut.

 

To Lam menggantikan presiden sebelumnya Vo Van Thuong. Parlemen Vietnam mengeluarkan persetujuan untuk To Lam menjadi presiden pada Rabu, 22 Mei 2024.

 

Menurut laporan televisi Pemerintah Vietnam, dalam sebuah pemungutan suara tertutup, sebanyak 472 dari 473 anggota Parlemen memilih untuk menyetujui pencalonan Jenderal Lam yang berusia 66 tahun tersebut.

 

Partai Komunis Vietnam telah menunjuk To Lam sebagai presiden. Mereka juga mencalonkan seorang kepala parlemen baru dalam sebuah reshuffle kepemimpinan yang signifikan.

 

Vietnam selama ini dikenal sebagai negara dengan satu partai yang kondisi politiknya stabil.

 

Namun, dua pemimpin tingkat tinggi dan seorang ketua parlemen memutuskan untuk mengundurkan diri dalam waktu kurang dari 18 bulan.

Hal tersebut merupakan dampak atas tindakan anti-korupsi yang masif di negara tersebut hingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor asing karena berpotensi terhadap birokrasi.

 

Vo Van Thuong mengundurkan diri pada Maret 2024 lalu setelah dituduh melanggar aturan partai, hanya setahun setelah dia ditunjuk menjadi Presiden.

 

To Lam, yang dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di Vietnam dipilih Komite Sentral partai pada awal pekan lalu.

 

Namun, pemerintah dan media pemerintah baru mengumumkan nominasi tersebut pada Sabtu (17/5/2024).

 

Presiden memegang peran seremonial di Vietnam, tetapi tetap saja termasuk dalam empat posisi politik paling tinggi di negara tersebut.

 

Posisi lainnya meliputi ketua partai, perdana menteri, dan ketua parlemen.

 

To Lam telah menyatakan tekad untuk memerangi korupsi dan fenomena negatif di Vietnam.

 

To Lam yang kini berusia 66 tahun, telah menjabat sebagai menteri keamanan publik sejak tahun 2016 dan telah mengambil garis keras terhadap gerakan hak asasi manusia di negara komunis tersebut.

 

Awalnya, dia disebut akan memegang jabatan presiden dan posisinya di Kementerian Keamanan Publik secara bersamaan. Ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Vietnam. Menurut Bui Van Cuong, Sekretaris jenderal parlemen, Lam akan tetap memegang jabatannya sebagai Menteri Keamanan bahkan setelah terpilih sebagai presiden.

 

"Politbiro belum mencalonkan calon Menteri Keamanan Publik yang baru, sehingga Majelis Nasional tidak akan menolak penunjukan ini dalam sesi yang akan datang," ungkap Cuong dalam konferensi pers pada Minggu (19/5/2024).

 

Namun beberapa jam sebelum pemungutan suara tertutup, para anggota parlemen sepakat bahwa mereka akan memberhentikannya dari jabatan penting tersebut. Lam telah menjadi Menteri Keamanan Publik sejak 2016 dan diterima di Politbiro pada 2021.

 

Ia juga menjabat wakil ketua komite pengarah anti-korupsi partai tersebut sejak 2021, memainkan peran penting dalam kampanye anti-korupsi yang menyebabkan ribuan pejabat dan eksekutif perusahaan terkemuka diadili atau dipaksa untuk mundur. Kebangkitannya bukannya tanpa kontroversi.

 

Pada 2021, koki selebriti Nusret Gokce, yang lebih dikenal sebagai "Salt Bae", mengunggah video dirinya memberi makan steak yang dilapisi emas kepada Lam di restorannya di London selama Vietnam sedang menghadapi pembatasan karena Covid-19.

 

Video itu menjadi viral sebelum koki Turkiye tersebut menghapusnya. Seorang penjual mi yang kemudian mengunggah video yang meniru "Salt Bae" dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena "propaganda anti-negara".

 

Pada 2017, Lam menjabat sebagai pemimpin Kementerian Keamanan publik ketika disinyalir bahwa agen keamanan Vietnam terlibat dalam pengiriman eksekutif bisnis Vietnam dari Jerman melalui Slovakia.

 

Kejadian ini memengaruhi hubungan antara kedua negara.***

Editor: Sholahudin Al Ghazali

Terkini

Terpopuler