Jack Dorsey Mundur dari Twitter, Yakin Pemimpin Baru Mampu Kembangkan Perusahaan

- 30 November 2021, 22:28 WIB
Jack Dorsey Mundur dari Twitter, Yakin Pemimpin Baru Mampu Kembangkan Perusahaan
Jack Dorsey Mundur dari Twitter, Yakin Pemimpin Baru Mampu Kembangkan Perusahaan /REUTERS/Anushree Fadnavis/File Photo



KlikBondowoso.com - Jack Dorsey salah satu pendiri Twitter, mengumumkan rencana untuk mundur sebagai CEO. Pernyataan pengunduran diri Jack Dorsey ini dirilis pada hari Senin, 29 November 2021.

Dalam pernyataanya Dorsey meyakini bahwa perusaan akan tetap berjalan meski ditinggalkan para pendirinya.

"Saya telah memutuskan untuk meninggalkan Twitter karena saya yakin perusahaan siap untuk berjalan tanpa para pendirinya."

Dikutip KlikBondowoso.com dari PortalJember.com dari NHK, dia akan digantikan oleh Parag Agrawal yang menjabat sebagai Chief Technology Officer sejak 2017.

Diketahui jika Dorsey ikut mendirikan Twitter pada tahun 2006. Layanan jejaring sosial ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan memposting tweet.

Baca Juga: Manfaat Melimpah Rimpang Satu Ini, Mampu Bersihkan Tubuh

Pada saat ini, Twitter adalah platform media sosial global, tidak hanya di kalangan generasi muda, tetapi juga bagi politisi dan perusahaan yang menggunakannya untuk berkomunikasi dengan publik.

Namun tahun lalu, aktivis dana investasi di Amerika Serikat menyerukan Dorsey untuk mundur, dengan alasan kurangnya kemampuan manajemen.

Semua perhatian sekarang difokuskan pada apakah Twitter dapat mencapai tujuan untuk menggandakan penjualannya pada tahun 2023 di bawah kepemimpinan barunya.

Jika sebelumnya, salah satu pemegang saham terbesar Toshiba menentang rencana untuk membagi perusahaan menjadi tiga bisnis terpisah.

Baca Juga: Resep Beef Teriyaki, Sajian Luar Negeri yang Bisa Dimasak di Rumah Sendiri

Mitra Investasi 3D mengirim surat terbuka ke dewan Toshiba pada hari Rabu, 24 November 2021 dan menguraikan argumennya.

Perusahaan pengelola aset mengklaim bahwa proses di balik rencana tersebut kurang transparan dan proposal yang diajukan gagal meyakinkan pemegang saham.

3D Investment yang berbasis di Singapura memegang sekitar 7 persen saham di perusahaan konglomerat Jepang tersebut. ***(Alam Cahya/Portal Jember)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah