“Pengenalan pesawat tempur Prancis selanjutnya akan membutuhkan perombakan total infrastruktur dan peralatan Indonesia," tulis Military Watch Magazine dalam laporannya.
Menurut pihaknya, infrastruktur yang ada di Indonesia masih belum siap untuk terima kedatangan Rafale.
Alhasil, Indonesia akan merogoh kocek lebih banyak untuk membangun infrastruktur guna memfasilitasi jet tempur ini.
Untungnya pada saat itu publik tidak buru-buru menilai, karena memang komunikasi antara Indonesia dan Perancis baik-baik saja.
Terbukti pada beberapa minggu yang lalu, Dassault Aviation resmi umumkan kabar akan diboyongnya 42 unit Rafale ke Indonesia.
Jumlah tersebut melebihi perkiraan TNI AU sebelumnya yang hanya 36 unit.
Soal Rafale, CEO Dassault Aviation, Eric Trappier juga berharap bahwa Industri Indonesia akan mendapat keuntungan atas kerjasama ini.
Baca Juga: Ternyata Ini Obat Terbaik Untuk Segala Penyakit, dr Zaidul Akbar Memberikan Pemahaman
“Industri Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari pengembalian industri yang substansial, tidak hanya di sektor penerbangan, tetapi juga di semua bidang kerja sama utama lainnya yang berkaitan dengan portofolio luas teknologi ganda yang dikuasai oleh Dassault Aviation dan mitra industrinya, Safran Aircraft Engines dan Thales," tulis Dassault Aviation.