Hingga tiba suatu waktu dimana Raja Ronggosukowati mengumumkan akan membuat acara besar untuk pernikahan anaknya.
Rakyat yang antusias menyambut berita ini, berbondong-bondong menyajikan makanan yang lezat untuk Raja.
Ada seseorang yang berinisiatif membuat kue berbahan dasar tepung beras dengan paduan gula merah yang dinamakan sebagai kue cucur di Jawa.
Namun tak disangka, ada kesalahan dalam proses pembuatan kue cucur ini.
Tak ingin ketinggalan menyajikan makanan untuk Raja, akhirnya kue cucur yang gagal itu tetap dipersembahkan kepada kerajaan.
Kue cucur yang gagal itu nampak tidak menarik warna dan bentuknya.
Sejak itu orang-orang mulai menyebut kue cucur itu dengan sebutan 'kocor' yang dalam bahasa Madura berarti 'tak bernilai' karena rupa dan bentuknya yang dianggap kurang menarik.
Siapa sangka, Raja justru menyukai kue cucur tersebut karena cita rasa manisnya.