Jangan Remehkan Puasa Bulan Sya'ban Walaupun Hukumnya Tidak Wajib Memiliki Nilai ISTIMEWA, Ustadz Adi Hidayat

2 Maret 2022, 21:40 WIB
Ustadz Adi Hidayat ungkap keistimewaan mengerjakan amal sholeh pada bulan Sya'ban. /Tangkap layar YouTube Adi Hidayat Official.

 

KlikBondowoso.com - Bulan Ramadhan memiliki nilai keistimewaan untuk umat muslim, banyak keberkahan yang hadir pada bulan Ramadhan.

Puasa pada bulan ramadhan wajib dilakukan bagi umat muslim yang mampu. sebelum menjalankan puasa ramadhan alangkah baiknya menjalan puasa sya'ban yang datang sebelum bulan ramadhan.

Puasa Sya’ban memiliki keistimewaan sebagai persiapan memasuki bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Yang dimaksud puasa Sya’ban adalah puasa sunnah yang dikerjakan selama bulan Sya’ban, yang merupakan bulan sebelum Ramadhan karim.

Melakukan puasa di bulan Sya’ban memiliki banyak keistimewaan karena pahala dan kebaikannya sungguh besar di hadapan Allah SWT.

Baca Juga: Lakukan Amalan ini Jika Ingin Hutang Cepat Lunas dari Syekh Ali Jaber

Rasulullah SAW sendiri sering melakukan puasa Sya’ban dengan harapan Allah SWT akan melihat dirinya baik. Sebab pada bulan Sya’ban, semua amalah manusia dilaporkan Malaikat pada Allah SWT

Sebuah hadits mengatakan:

“Aku tidak pernah melihat Nabi SAW berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, aku juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1969 dan Muslim No. 782).

Melansir dari Youtube Adi Hidayat Official “Amalan Spesial di Bulan Sya'ban - Ustadz Adi Hidayat”, 23 maret 2021, berikut penjelasan mengenai keistimewaan puasa Sya’ban.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, Rasulullah SAW memberikan satu isyarat kepada kita semua, sebelum sampai ke Ramadhan, cepat cari bekal yang bisa menguatkan ruh dan kekuatan spiritual kita.

“Sehingga ketika kita sampai kepada Ramadhan,kita bisa semangat beraktifitas seperti orang – orang dulu semangat beraktifitas saat menjalani ibadah puasa,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, orang jahiliyah saja selalu semangat beraktifitas. Kenapa kita yang sudah lewat dari jahiliyah menjadi lemah atau lemas, banyak tidur, dan jarang beraktifitas?

“Orang-orang dulu membangun kekuatan yang sangat luar biasa di bulan Ramadhan. Mereka bisa manfaatkan siang dan malamnya. Ada yang khatam Al Qur’an, sehari sekali, ada yang sehari 2 kali,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Semua aktifitas saat puasa Ramadhan itu tentu akan menjadi nilai yang baik di mata Allah SWT.

“Kan yang paling menarik begini, habis sahur lihat ‘kapan buka?’. Habis buka ‘kapan sahur?’, jadi apa manfaat yang bisa diraih (dari puasa Ramadhan)?” kata Ustadz Adi Hidayat lagi.

Oleh karena itu, lanjutnya, untuk bisa membangun mental dan tenaga agar kuat puasa di bulan Ramadhan, harus dibiasakan dari satu bulan sebelumnya melalui puasa Sya’ban.

Dan orang – orang yang tidak punya persiapan puasa sejak bulan Sya’ban, maka umumnya akan merasakan kurang bergairah untuk ibadah saat masuk Ramadhan.

“Seperti orang lemas tidak punya air, maka lemas pula dia saat berpuasa Ramadhan. Karena tidak punya gairah untuk meningkatkan ibadah,” kata Ustadz Adi Hidayat lagi.

Diriwayatkan sahabat Usamah bin Zaid, bahwa Rasulullah SAW setiap masuk bulan Syaban punya kebiasaan, yakni meningkatkan amalan beliau.

“Bagaimana beliau meningkatkan amalannya dan amalan spesifik apa yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW? Yaitu ternyata puasa,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Sahabat itu ada yang merasa heran, kenapa Rasulullah SAW sering melakukan puasa Sya’ban. Padahal di bulan Rajab juga sudah biasa puasa.

Baca Juga: Walau Jenderal Sudirman Berada di Pinggir Lapangan Persija Tetap Kalah Dari Persib, Kekalahan Pertama

“Bahkan menariknya, (puasa Sya’ban) lebih banyak dibandingkan puasa Rajab. Sampai kemudian sahabat mengkonfirmasi kepada Rasulullah SAW tentang kebiasaan beliau puasa,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Ketika dikonfirmasi, menurut riwayat Sahabat Rasulullah SAW yang bernama Usamah bin Zaid, Nabi menjawab, bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang agung. Makanya beliau banyak melakukan puasa.

“Sya’ban juga punya keistimewaan, seperti Ramadhan, lebih istimewa lagi. Banyak orang enggak sadar, bahwa itu (Sya’ban) punya keistimewaan,” kata Ustadz Adi Hidayat lagi.

Apa yang istimewa dari bulan Sya’ban menurut Rasulullah SAW?

Yaitu, pada bulan Sya’ban seluruh amalan kita secara langsung dilaporkan, disampaikan, dan diangkat kepada Allah SWT.

“Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan. Enggak dilaporkanpun Allah SWT sudah tahu. Tapi ini menunjukkan suatu keistimewaan. Bagaimana Malaikat kemudian melihat amalan kita, menyampaikan kepada Allah langsung, bukankah itu kebanggaan,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Oleh karena keistimewaan bulan Sya’ban itu, Rasulullah SAW sangat menginginkan ketika amalnya diangkat, disampaikan kepada Allah SWT, beliau sedang dalam keadaan berpuasa.

Nabi yang ma’sum, Nabi yang paling taqwa, Nabi yang paling dekat dengan Allah SWT, dipuji dan dijamin surga tapi masih mencoba meningkatkan kualitasnya. Mengapa kita tidak?.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, mengapa puasa menjadi amalan istimewa bulan Sya’ban. Sebab dengan puasa kita akan terbiasa menjaga 2 hal:

1. Menjaga amal soleh kita

Dengan puasa di bulan Sya’ban maka konsistensi kita dalam menjaga amal soleh menjadi meningkat. Karena saat puasa , otomatis kita menjadi senang membaca Al Qur’an, ataupun sedekah.

2. Menjaga diri

Dengan puasa Sya’ban, kita menjadi lebih menjaga diri untuk tidak melakukan maksiat. Karena minimal kita takut batal puasanya.

Oleh karena itu, orang yang puasa amalannya cenderung baik. Nah kalau sudah baik, amalan kita disampaikan kepada Allah SWT dalam keadaan yang terbaik pula.

“Malaikat sampaikan, ya Allah si fulan puasa, ya Allah si fulan membaca Al Qur’an, ya Allah si fulan saat ini sedang sedekah,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Itulah mengapa Rasulullah SAW mengingatkan untuk mengerjakan puasa Sya’ban sebelum memasuki Ramadhan.

“Kenapa Rasulullah SAW menyampaikan kepada kita semua,bahwa beliau terbiasa menunaikan puasa, itu salah satunya rahasia terbesarnya diangkat dan disampaikannya amalan langsung seorang hamba kepada Allah SWT,” ujar Ustadz Adi Hidayat mengakhiri.

Mengingat istimewanya puasa Sya’ban, jangan sampai kita tidak melaksanakan amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW ini.

Siapa yang terbiasa melakukan puasa di bulan Sya’ban, maka bisa puasa lebih optimal di bulan Ramadhan. Dan tanggal 1 Sya’ban, jatuh pada hari Jumat, 4 Maret 2022.

Dilansir dari deksjabar.com dengan judul "Keistimewaan PUASA SYA’BAN, Persiapan Jelang RAMADHAN, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat"***

Editor: Fathorrahman Hidayah

Sumber: deks jabar

Tags

Terkini

Terpopuler