Buya Yahya: Menghormat Bendera Merah Putih di Indonesia Adalah Sah

11 Desember 2022, 15:00 WIB
Prajurit TNI Angkatan Udara membawa Bendera Merah Putih saat atraksi terjun payung pada pembukaan Sail Tidore di Pantai Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Kamis (24/11/2022). Atraksi terjun payung tersebut melibatkan sebanyak 30 personel gabungan TNI dalam rangka memeriahkan Sail Tidore 2022. ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU/rwa. /ANDRI SAPUTRA/ANTARA FOTO

KlikBondowoso - Perayaan kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya diperingati pada 17 Agustus. Perayaan tersebut selalu dibuka dengan upacara bendera.

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan upacara bendera adalah membuat gerakan tangan menghormat ke arah bendera, sambil menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Dalam pandangan Islam, sebagaimana disampaikan oleh Buya Yahya, menghormat pada bendera merah putih negara Indonesia hukumnya adalah sah.

"Menghormat bendera merah putih di Indonesia adalah sah, hormat kepada makna yang terkandung di balik merah putih, dan cara menghormatinya pun bukan dengan sujud," terang Buya Yahya, dikutip KlikBondowoso.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, berjudul "Apakah Hormat Kepada Bendera Adalah Sebuah Keharaman? | Buya Yahya Menjawab", yang diunggah 23 Desember 2019.

Lebih lanjut Buya menjelaskan, bendera Indonesia bukan sekedar kain tetapi memiliki makna.

"Artinya menghormati nilai perjuangan dan nilai kesucian, boleh menghormati bendera, bukan kainnya, tapi maknanya di balik merah putih," jelasnya.

"Sehingga kalau ada orang nginjek-nginjek bendera, berarti nginjak simbol kesucian dan kemuliaan, ga boleh," imbuhnya.

Ia juga menekankan tidak ada makna Dewa atau Tuhan dalam bendera merah putih di Indonesia.

"Merah putih di Indonesia ga ada makna Dewa, ga ada makna Tuhan, itu hanya simbol kesucian dan keberanian," ujarnya.

"Bendera merah putih di Indonesia adalah aman dari kesyirikan, ga ada masalah Anda hormat," terang pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah Al-Bahjah ini.

Buya kemudian berpesan kepada masyarakat agar dalam menghormati apa saja, harus selalu melihat pada maknanya, bukan pada bendanya.

"Kalau maknanya sah ya sah kita hormati, kalau maknanya syirik mengarah pada simbol Ketuhanan ya ga boleh," kata Buya.

Selain itu, cara menghormati juga tidak boleh dilakukan dengan ibadah khusus.

"Misalnya apa, Anda dianjurkan menghormati orangtua, tapi ga usah pakai rukuk dan sujud," ujarnya mencontohkan.

"Ga ada sujud, kecuali kepada Allah," tegasnya.***

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler