Ceramah Gus Baha tentang Lebih Dahulu Mana Haji atau Umroh, Ini Jawabanya

- 12 September 2021, 12:07 WIB
Gus Baha Nyatakan Ibadah Umroh atau Haji Tidak boleh Perhitungan
Gus Baha Nyatakan Ibadah Umroh atau Haji Tidak boleh Perhitungan / instagram @ngajigusbaha

KlikBondowoso.com- Ulama ahli tafsir yakni KH Bahaudin Nursalim atau yang biasa disebut Gus Baha dalam ceramahnya membahas tentang umroh dan naik haji. 

Ketika sedang mengisi materi, dia disuguhkan pertanyaan dari salah satu peserta yang cukup menarik. 

Labih dahulu mana ibadah umroh atau naik haji? 

Gus Baha yang mendapat pertanyaan tersebut mencoba menjawab pertanyaan tersebut. 

Baca Juga: Khutbah Jumat Tentang Saling Menolong Terhadap Tetangga

Dilansir dari Iqro.id, Gus Baha menyatakan, Lebih lanjut Gus Baha menceritakan jika dirinya pada tahun 2009 punya uang 16 juta rupiah. Zaman itu haji masih 21 rupiah. Ia rindu Nabi dan langsung daftar umrah.

Dalam hatinya Gus Baha mengatakan, “Wes gampang, umrah ketemu Nabi, berdoa di depan Nabi kan mustajab”celetuknya. 

ak akali. Saya berangkat umrah. Saat di raudhoh saya berdoa, “Nabi umumnya orang berdoa di sini mustajab. Pokoknya saya pengen haji, kalau tidak berarti ada rada yang salah.” Hehehehe

Pada tahun 2011, saya punya uang sekitar 30 juta, istri saya daftarkan haji.

“Dek, kamu daftar haji.”

“Lha, jenengan, Gus…?”

“Hubungan Allah sama aku itu biasanya tidak repot-repot.”

Tidak sampai sekian hari saya bisa haji plus. Berarti sesuai perjanjian di raudhoh. Hehehe

Padahal saya tidak kaya, tapi haji saya haji plus.

Karena itu tadi, kangen Nabi terus saya turuti. Sebenarnya agak salah, tapi kangen itu tidak ada hukumnya.

Makanya, saya tanyai dia, kalau kamu shaleh beneran, kangen nabi tak suruh umrah sekarang. Tapi kalau kamu masih perhitungan, “sowan Nabi atau tidak?”

Mau sowan Nabi kok begitu!

Ciri utama orang senang itu tidak mikir, lha ini masih mikir umrah dulu apa haji dulu. Kalau masih mikir, shalehnya pas-pasan.

Kalau awalnya dia bilang begini, “Gus, saya kangen nabi, tapi uang saya cuma 25 juta bagaimana?”

Maka, saya wajibkan umrah. Saya ajarkan doa saya. Nah dia tidak seperti itu. Hehehe

Misalnya dia daftar haji, secara lahir umurnya tidak cukup. Kalau daftar sekarang berarti kapan bisa haji? Menunggu 25 tahun, berarti haji (sekitar) tahun 2040. Dhohirnya umur 60 tahun. Kira-kira dia sudah taqabalallah?

Andaikan saya jadi orang itu, mesti daftar dua-duanya, ya daftar haji. Tapi, kalau ada orang yang mondok di Mekkah, saya akan memakdubkan diri.

Dalam arti, saya akan daftar haji menunggu sesuai Pemerintah karena harus loyal negara. Tetapi, kalau saya punya uang saya takdubkan.

Kalau ada fatwa yang berbeda dengan saya itu tidak apa-apa.

Hal tersebut sebagai pengingat bahwa kebaikan itu:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ

Ternyata kalau ngeramati sampai musim haji, ya haji lagi.

Kalau ada bunyi yang bilang, “Kok rugi, haji dua kali?” Pelit berarti.***

Editor: Ridho Abdullah Akbar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah