Suudzon Tanda Awal Kehancuran Rumah Tangga, Berikut Kata Buya Yahya

- 24 September 2021, 10:00 WIB
Suudzon Tanda Awal Kehancuran Rumah Tangga, Berikut Kata Buya Yahya
Suudzon Tanda Awal Kehancuran Rumah Tangga, Berikut Kata Buya Yahya /Tangkap layar kanal YouTube Al-Bahjah TV

KlikBondowoso.Com - Bahterai rumah tangga adalah salah satu haluan luas samudra kehidupan.

Banyak tantangan dan cobaan. Bahkan seringkali badai menerpa bahterai rumah tangga ini. Namun bagaimana ketika ada benih-benih suudzon dalam rumah tangga?

Berikut tanggapan Buya Yahya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, seperti dikutip KlikBondowoso.Com dari Channel Youtube Al-Bahjah TV, yang tayang pada Kamis, 5 Agustus 2021.

Ada kalanya dalam bahtera rumah tangga, muncul persoalan. Misalnya suami tidak mau diajak berhubungan seks. Sampai si istri berburuk sangka pada sang suami, misalnya mengarah pada tudingan perselingkuhan.

"Bagaimana jika Istri yang mengajak duluan hubungan Suami-Istri. Tetapi Suami sampai ogah-ogahan, sampai Istri jadi berburuk sangka, jangan-jangan Suami punya selingkuhan. Apa Suami itu berdosa juga Buya?," tanya salah seorang jamaah perempuan kepada Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan, berburuk sangka atau suudzon adalah bentuk tanda-tanda awal kehancuran rumah tangga.

"Kehancuran Rumah Tangga itu dari prasangka (buruk). Jadi kalau orang punya prasangka buruk ini jadi repot. Jika kita menjelaskan, dia tetap melihat yang tidak jelas," kata Buya Yahya.

"Maka jangan biasa dengan prasangka buruk. Mungkin ini nasihat buat semuanya, karena hubungan Suami-Istri ini tidak boleh dianggap sepele. Disamping semuanya harus saling mengerti, saling menghargai, dan juga ada kiat saling menyenangkan pasangan," sambungnya.

Baca Juga: 11 Pertanyaan Fiqih, Salah Satunya 4 Jenis Mandi Sunnat

Baca Juga: Cek Lowongan Kerja PT Indofood, Rilis September 2021, Ada Penempatan Jawa Timur

Buya Yahya lantas meminta kepada si wanita untuk mengoreksi dirinya terlebih dahulu, daripada berburuk sangka atau suudzon kepada suami.

"Yang harus dipahami, ketika pasangan ogah-ogahan. Yang harus dipahami, yang harus kita koreksi adalah diri kita. Mungkin kita mengajaknya bukan di waktu yang tepat," ujar Buya Yahya.

"Mungkin lagi capek-capeknya atau yang lainnya. Atau dari diri yang mengajak tidak pernah peduli, tentang hubungan yang baik. Mungkin Suaminya pernah ngajak (hubungan suami-istri), tapi dia nggak peduli tentang hubungan keindahan," lanjutnya.

Buya Yahya pun menyarankan agar si wanita mampu berpenampilan lebih menarik lagi, agar sang suami langsung mau ketika diajak berhubungan seks.

"Keogahan suami itu harus diperhatikan, mungkin kebersihan istrinya tak pernah terjaga. Menjadi seorang suami jadi ogah-ogahan," ungkap Buya Yahya.

"Ini sangat penting, seandainya suami mau ketemu Istri paling tidak bersih-bersih mulut. Kemudian menggunakan minyak wangi dan sebagainya, jangan asal saja. Karena khawatir terkesan meninggalkan aroma yang tidak nyaman itu akan melekat di ingatannya," lanjutnya menceritakan.

Lebih lanjut, jika sang suami terlihat capek atau kelelahan, Buya Yahya menuturkan, sang istri harus mampu melayani untuk menghilangkan rasa lelahnya terlebih dahulu.

"Kemudian, lihat mungkin lagi capek. Kita harus tahu diri. Seorang Istri mungkin nggak tau suaminya di luar capek pikiran, capek badan. Memang di laki-laki disaat capek pikiran ada dua model, ada yang ingin melampiaskan dengan cara hubungan (suami-istri). Ada juga suami seperti wanita, disaat capek dia nggak bisa melayani," tegas Buya Yahya.

"Tapi perlu dipahami karakter pasangannya itu, jangan Suudzon. Itu merusak kita, kalau seperti itu anda harus punya daya tarik yang lebih dahsyat lagi dong," sambungnya lagi.

Tak sampai disitu, Buya Yahya juga menghimbau kepada seluruh pasangan suami-istri, agar hubungan seks jangan dijadikan suatu beban dalam hidup.

Baca Juga: Resep Herbal Ampuh Pelancar Haid Menurut dr. Zaidul Akbar

"Kalau ada suami atau istri mengajak hubungan, jangan dipahami itu sebuah beban. Sebenarnya pasangan kita ini ingin mesra, manja, ingin melakukan suatu keindahan," pinta Buya Yahya.

"Tapi kalau sudah dijadikan beban (ajak hubungan suami-istri), berarti bisa jadi yang berkurang adalah masalah kasih dan cintanya," sambungnya lagi.

"Walaupun istri haid, tapi harus bisa tetap melayani suami. Ini harus di fahami seorang istri. Sampai suami mengeluarkan air maninya sendiri dengan tangan hukumnya haram, tapi kalau dengan tangan istri jadinya tidak (haram). Bahkan sebaliknya tadi di ajak istri ogah-ogahan, coba semaksimal mungkin," tutup Buya Yahya.***

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: YouTube @Al-Bahjah TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah