Cara Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW yang Benar Menurut Buya Yahya

- 11 Oktober 2021, 08:30 WIB
Buya Yahya. Jelaskan ihwal Maulid Nabi MuhammadSAW.
Buya Yahya. Jelaskan ihwal Maulid Nabi MuhammadSAW. /Tangkapan layar youtube.com / Al-Bahjah Tv.

KlikBondowoso.Com - Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2021 jatuh pada 19 Oktober 2021.

Hari libur dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW ditetapkan tanggal 20 Oktober 2021.

Mengenai peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, berikut ulasan Buya Yahya dikutip dari ceramahnya di Youtube Al Bahjah.

Buya Yahya menerima pertanyaan dari salah satu jamaah terkair cara Rasulullah memperingati Nabi atau hari kelahirannya sendiri.

Pertanyaan dan jawaban Buya Yahya ini disampaikannya secara jelas melalui YouTube Al-Bahjah TV.

Secara tegas ia menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak merayakan atau memperingati dirinya sendiri.

“Rasulullah tidak memperingati dirinya sendiri, tapi Rasulullah contoh untuk kita. Jadi semua yang ada pada Nabi perlu kita hadirkan,” terangnya.

Ia menjelaskan jika Nabi SAW adalah panutan umat muslim dan harus ditiru perilakunya.

Baca Juga: Cek Info Vaksin Surabaya, Lokasi Grand City Surabaya 30 Ribu Dosis 11 sampai 25 Oktober 2021

Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Senin 11 Oktober 2021, Ada Opera Van Java dan Lapor Pak

“Dengan cara menghadirkan semua yang ada pada Nabi dengan cara seperti ini. Sebab yang ditiru Nabi adalah semua perilaku Nabi. Semua gerak-gerak Nabi dan itu bukan saja lirikan Nabi, senyumnya Nabi tapi semua dari Nabi,” katanya.

Buya Yahya menjelaskan terkait peringatan Nabi Muhammad SAW ini diadakan.

“Kalau Nabi adalah yang kita peringati, Nabi suri tauladan. Cuma masalah kelahiran Nabi sendiri, Nabi pernah menyebutkan bahwasanya waktu ditanya ‘kenapa engkau puasa Senin yang Rasulullah’, ‘Ini adalah hari aku dilahirkannya’ kita tidak hanya berbicara tentang sebuah kelahiran. Kelahiran Nabi jelas istimewa. Tapi kita ingin menghadirkan sunnah nabi di acara (Maulid Nabi) seperti ini,” lanjutnya.

Nabi Muhammad SAW sosok yang mulia, kata Buya Yahya umat muslim tidak hanya harus mengacu kepada kelahirannya semata.

“Jadi bukan hanya mengarah kepada kelahiran, kelahiran Nabi ya tersanjung, paling mulianya manusia, Nabi itu mulia bukan hanya disaat mendapatkan wahyu, Nabi mulia di sata sebelum menjadi Nabi bahkan saat dilahirkan, bahkan sebelum dilahirkan pun Nabi mulia,” terangnya.

Buya Yahya lantas menjelaskan bahwa Nabi sosok yang mulia dan pertanyaan tersebut bisa berasal dari definisi yang salah.

Maka saat di padang mahsyar pun Nabi diangkat mulia. Jadi jangan bertanya, karena gambaran itu biasanya berangkat dari definisi yang salah.

“Nabi SAW, sahabat Nabi SAW saja tidak melakukan perayaan, anda paham tidak perayaan Nabi,” imbuhnya.

Ia lantas, menjelaskan definisi Maulid Nabi SAW sebagai langkah untuk kita mengenal, mencintai dan membela Nabi SAW.

Baca Juga: Nikita Willy Akhirnya Hamil, Ini Dia Penjelasannya

“Perayaan maulid Nabi adalah bagaimana sebuah perkumpulan yang dihadirkan motivasi untuk mengajak orang kenal Nabi Muhammad, mencintai Nabi Muhammad, membela Nabi Muhammad. Ini perkumpulan itu,” pungkasnya.

Meski umat muslim tidak melihat Nabi SAW, perayaan Maulid Nabi kata Buya Yahya hadir untuk kita bisa mengerti cerita-cerita tentang Rasullulah.***

Disclaimer: Artikel ini telah tayang di Portal Jember dengan judul 'Jangan Definisikan Maulid Nabi SAW seperti Ini, Buya Yahya: Itu Membuat Fitnah'

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah