Khutbah Jumat Bulan Rajab, Meningkatkan Kualitas Sholat dalam Peringatan Isra' Mi'raj

- 12 Februari 2022, 22:23 WIB
Ilustrasi/Ada beberapa amalan yang dianjurkan ulama terdahulu terutama saat Jumat terakhir di bulan Rajab.
Ilustrasi/Ada beberapa amalan yang dianjurkan ulama terdahulu terutama saat Jumat terakhir di bulan Rajab. /PIXABAY/sharonang

Allah telah menjadikan shalat sebagai penyejuk mata dan jiwa, serta pelipur lara bagi mereka yang dirundung kesedihan. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memberikan teladan kepada kita bahwa ketika beliau sedang mengalami masa-masa sulit dan berat, beliau menghibur diri dengan mendirikan shalat (HR Ahmad dan Abu Dawud). Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلاةِ (أخرجه أحمد في مسنده والنسائي والبيهقي في السنن وصححه الحاكم في المستدرك وغيرهم )

“Telah dijadikan kesejukan mata dan jiwaku (kebahagiaanku) pada shalat” (HR Ahmad dalam Musnadnya, an-Nasaa’i, al-Baihaqi dalam as-Sunan, dan hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak).

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Pada Bulan Sya'ban Cara Menyambut Bulan Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita jadikan bulan Rajab, bulan peringatan mukjizat Isra’ dan Mi’raj, sebagai momentum untuk memperbaiki kualitas shalat kita. Shalat yang berkualitas adalah shalat yang sah dan diterima oleh Allah ta’ala. Shalat seseorang dikatakan sah apabila telah memenuhi seluruh syarat sah dan rukunnya serta menjauhi semua hal yang dapat membatalkannya. Namun demikian, hadirin sekalian, shalat yang sah belum tentu diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Al-Habib Abdullah bin Husain bin Thahir Ba’alawi dalam kitab Sullamut Taufiq menjelaskan bahwa supaya shalat kita diterima oleh Allah, selain kita harus memenuhi syarat sah dan rukunnya, kita juga harus memenuhi syarat-syarat diterimanya shalat, yaitu: Berniat ikhlas karena mengharap ridha Allah semata. Makanan dan minuman yang ada di perut kita sewaktu shalat harus halal. Pakaian yang kita kenakan pada saat shalat harus halal. Tempat yang kita gunakan shalat harus halal. Shalat yang kita lakukan harus disertai kekhusyukan, walaupun hanya sebentar.

Karena itu, orang yang melaksanakan shalat tetapi hatinya tidak khusu’, maka seakan–akan ibadah yang dikerjakannya sia-sia, karena tidak diterima di sisi Allah swt. Namun begitu, harus diakui bahwa khusu’ ini merupakan perkara yang sangat berat sekali. Apalagi bagi orang yang masih awam. Sedikit sekali orang yang mampu khusu’ dalam seluruh shalatnya. Kalau kenyataannya seperti itu, minimal yang bisa kita lakukan adalah bagaimana khusyu’ itu bisa terwujud dalam shalat kita walaupun hanya sesaat.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Khusyuk adalah menghadirkan dalam hati rasa takut kepada Allah, disertai rasa cinta dan pengagungan kepada-Nya. Khusyuk dalam shalat adalah perbuatan hati yang bisa diraih dan dilakukan dengan beberapa sebab dan cara. Di antaranya adalah memperbanyak mengingat kematian. Ketika kita akan memulai shalat, kita berucap dalam hati: “Mungkin ini adalah shalat terakhirku, setelahnya mungkin aku tidak akan merasakan kehidupan lagi di dunia ini.” Di antara sebab dan cara untuk menghadirkan khusyuk dalam shalat juga adalah dengan merenungkan dan menghayati makna yang terkandung dalam bacaan-bacaan shalat.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah