Ramai Pernyataan Terkait Toa Masjid Dibandingkan dengan Suara Hewan, Ustadz Adi Hidayat Ajak Taubat Nasuha

- 25 Februari 2022, 11:34 WIB
Adi Hidayat. Jelaskan pernyataan Toa dibanding dengan suara hewan.
Adi Hidayat. Jelaskan pernyataan Toa dibanding dengan suara hewan. /YouTube @Adi Hidayat Official/

KlikBondowoso.Com - Adanya Surat Edaran (SE) terkait penggunaan pengeras di Indonesia dari Kementerian Agama (Kemenag).

Begitu muncul, langsung kontroversi muncul dari berbagai kalangan. Apalagi ketika ada pernyataan Kemenag terkait Suara Toa Masjid dibanding dengan Suara Hewan.

Banyak ulama yang menentang adanya SE dari Kemenag tersebut. Bahkan prrotes datang dari berbagai arah.

Ada respon dari Ustadz Adi Hidayat terkait pengaturan penggunaan toa dari Kemenag itu.

Seperti dilansir DESKJABAR dengan judul 'Tanggapi Menag Yaqut Mengenai Toa Adzan, Ustadz Adi Hidayat Mengajak Taubat Nasuha'

Pesan itu disampaikan di kanal Adi Hidayat Official, 24 Februari 2022 dengan judul Pesan Kebangsaan UAH !! Dari TOA sampai Taubatan Nasuha

Ustadz Adi Hidayat mengajak pada semua kalangan dimanapun berada, dan pada posisi yang sedang ditempati masing-masing.

Ustadz mengajak semua bersatu, berkonsiliasi dengan cara yang baik. Memperbaiki jalan kehidupan kita, menata kembali hal-hal yang kurang tepat dari sikap dan kebijakan.

Dari hal-hal yang sekiranya tidak mengarah pada solusi yang tepat dalam mengentaskan berbagai permasalahan yang dimaksudkan.

Baca Juga: Media Officer Arema FC Sudarmaji, Kami Paham Kekalahan dalam Sepakbola Pasti Memicu Kekecewaan

Baca Juga: 4 Daftar Minuman yang Harus Dihindari Ketika Terpapar Covid-19 Omicron

Kemudian Ustadz Adi, dalam ungkapannya, mengajak untuk memperbaiki itu semua.

"Dalam bahasa agama disebut dengan taubat, kembali mengakui ada yang tidak tepat dari apa yang kita lakukan selama ini, kita sesali itu semua," ujar ustadz Adi Hidayat.

Namun, menurut Adi Hidayat, ada yang lebih penting dari itu, kita harus menata. Sehingga persoalan-persoalan tadi, bisa dievaluasi, diperbaiki, dan menampilkan hal yang lebih baik daripada hari-hari sebelumnya.

Ustadz Adi juga meminta kepada para pejabat publik, agar dapat membuat kebijakan-kebijakan yang substansial, esensial, dan tepat guna yang memang dibutuhkan dalam masyarakat.

Kebijakan dalam konteks bersinergi, mengentaskan berbagai persoalan-persoalan yang dimaksudkan.

"Sedangkan persoalan-persoalan kecil yang tidak butuh perhatian dari kalangan pejabat tinggi, selevel menteri, kiranya bisa diteruskan kepada pejabat-pejabat daerah", ujar Ustadz Adi

Apalagi bila kasus-kasus yang sifatnya kecil atau domestik, yang tidak harus menarik perhatian sehingga menjadi kebijakan nasional.

Ustadz Adi Hidayat juga berharap, agar pejabat publik memperbaiki narasi. Komunikasi yang ditampilkan kepada masyarakat, jangan sampai menghadirkan kata-kata, kalimat-kalimat yang justru kontra produktif atas misi-misi yang akan dibangun.

Baca Juga: Tingkat Imun Tubuh dengan 5 Jenis Minuman ini, Cegah Omicron

Baca Juga: Laga Kontra Persib Bandung vs PSM, Zalnando Menjadi Supersub Bagaikan Pemain Legenda AC Milan

Bagaimana mungkin toleransi bisa ditampilkan dan dikampanyekan, sedang pada saat yang sama, ilustrasi yang dihadirkan, justru bukan sekedar kontra produktif tapi berpotensi menyakiti kepada bagian unsur tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Rasanya tidak pantas, bila urusan toa diilustrasikan dengan binatang tertentu atau hal-hal yang lain yang tidak sejalan, tidak senafas bahkan tidak sampai kepada logika", tutur ustadz Adi.

Ustadz Adi juga mengajak, untuk tidak saling mencela, menyalahkan, yang diperlukan adalah mengoreksi dan bertanya pada diri kita, apakah masih mencintai negeri dan bangsa ini?

"Bila memang, anda mengatakan, saya cinta pancasila, saya cinta NKRI,” ujarnya.

“Maka cinta tidak dibuktikan dengan kata-kata, cinta dibuktikan dengan tindakan, kebijakan, dengan persatuan dan denga sikap dan perilaku yang mulia dalam kehidupan", jelas ustadz Adi Hidayat menambahkan.

Di akhir pesan kebangsaannya, seperti biasa, ustadz Adi memanjatkan doa, meminta kepada Allah SWT ampunan, dibimbing ke jalan yang baik, meridhoi langkah kita.

Baca Juga: Ustadz Muhammad Faizar Berikan Cara Agar Santet Tidak Tembus

"Dan pada saatnya, siapapun kita pasti akan berpulang kepada Allah SWT. Pastikan saat pulang itu, ada legasi terbaik yang ditinggalkan yang bermanfaat untuk kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, dan jariyah yang mengalir sampai kehidupan akhirat kita", tutur ustadz Adi Hidayat.*** (Malia Rianti Kartabrata/deskjabar.com)

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: deks jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah