Khotbah Jumat Tema Ucapan Dosa yang Dianggap Biasa, Jangan Ditiru

- 23 Desember 2022, 08:09 WIB
Ilustrasi Masjid - Jadwal sholat untuk Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 29 Juni 2022
Ilustrasi Masjid - Jadwal sholat untuk Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 29 Juni 2022 /Pixabay/Chiplanay/

Ucapan seperti ini tersebar di tengah kaum muslimin. Saat ia marah dengan kemarahan yang bukan berasal dari seseorang, lalu ia mencela Allah Ta’ala. Atau dia melaknat agama Islam. Atau ucapan-ucapan lainnya. Kemudian ia berkata, “Saya kafir sekarang.” Ia ulangi ucapannya dua atau tiga kali. Seakan ia mengatakan suatu ucapan yang ringan. Bukan ucapan yang membinasakan.

Tidakkah ia tahu, orang ini dengan ucapannya itu telah membuat seluruh amalannya terhapus. Dan dia sendiri menjebeloskan dirinya ke neraka. Sebuah tempat yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang celaka. Ia halangi dirinya sendiri dari surga. Padahal surga itu luasnya seluas langit dan bumi. Ia telah kufur padahal sebelum seorang muslim. Murtad setelah sebelumnya beriman.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ

Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. [Quran At-Taubah: 65-66].

Orang-orang seperti ini mengucapkan kalimat ejekan dan hinaan karena bergurau saja. karena ia mengatakan, “Kami hanya main-main saja.” Dan Allah tidak membantah ucapan mereka bahwa mereka hanya bergurau. Namun Allah menjelaskan walaupun mereka mencela Allah, syariat-Nya, dan Rasul-Nya dalam keadaan bergurau, mereka telah murtad keluar dari agama. Mereka telah kufur setelah beriman.

Karena itu, bertakwalah kepada Allah dalam setiap kata yang keluar dari lisan kita. Dan ia didik dirinya dan anak-anaknya agar dapat mengontro lisan kita. Betapa cepat tersebarnya kebatilan. Terutama di era sosial media saat ini. Melalui youtube, whatsap, twitter, dan lain-lain.

Kedua: Mengucapkan kata Dan antara Allah dan hamba-Nya dalam permasalahan takdir.

Tidak dibenarkan seseorang mengatakan, “Saya berharap kepadamu dan kepada Allah.” Atau “Karena Allah dan karena si Fulan.” Dan kalimat-kalimat yang lain. Karena kata Dan dalam kalimat-kalimat seperti ini berarti penyetaraan antara Allah dan makhluknya. Dan dalam bahasa Indonesia, kita mengenal ada kalimat setara dan ada kalimat bertingkat. Sampai dalam ucapan pun kita tidak boleh menyetarakan antara Allah dan makhluknya.

Diriwayatkan oleh an-Nasai dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu.

Halaman:

Editor: Muhammad Irwanzah

Sumber: khotbahjumat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah