Apakah Memiliki Keris bagi Muslim Salah Satu Bentuk Syirik? Begini Jawaban Cerdas Gus Baha

- 29 September 2023, 08:00 WIB
Makna Filosofi Penggunaan Keris Jawa di Belakang Pinggang
Makna Filosofi Penggunaan Keris Jawa di Belakang Pinggang /

KlikBondowoso- Keris adalah salah satu senjata tradisional dari Pulau Jawa. Keris merupakan jenis senjata tikam yang masih eksis hingga sekarang.

Orang Jawa zaman dahulu, membawa keris sebagai senjata jikalau ada orang lain yang berusaha menyakitinya. Keris zaman dahulu juga dipercaya memiliki kekuatan magis.

Kini, keris sebagai barang keramat dan penanda budaya Jawa yang dipercaya oleh seseorang.

Baca Juga: Gus Baha Anjurkan Saat Berangkat Sholat Sebaiknya Terburu-Buru, Ternyata Ini Alasannya

Banyak orang Jawa yang memiliki keris dan membersihkannya setiap tanggal 1 Suro atau 1 Muharram dengan cara menjamas keris dengan air kembang.

Orang-orang yang masih memegang teguh adat Kejawen, melakukan jamas keris setiap tahunnya. Orang-orang tersebut memiliki latar belakang agama yang beragam.

Mulai dari agama Kristen Protestan hingga agama Islam yang masih memegang teguh adat Kejawen yang memiliki keris, tetap melakukan jamas keris.

Lalu, apakah memiliki keris bagi Muslim satu satu bentuk syirik?

Dilansir dari salah satu video di kanal Youtube Remaja Masjid, Gus Baha menjawab pertanyaan tersebut dengan cerdas.

Gus Baha atau Ahmad Bahauddin Nursalim, merupakan seorang ulama NU yang berasal dari Rembang dan murid dari Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen.

Dalam salah satu kajiannya, ia menjelaskan tentang seorang Muslim yang menyimpan atau memiliki keris apakah termasuk syirik atau tidak.

Menurutnya, kebenaran mutlak tidak akan terganggu dengan status atau perilaku seseorang. Ia mencontohkan bahwa 1 ditambah 1 hasilnya 2, siapapun yang menjawabnya.

"Setelah ada firqoh-firqoh takfiri, yang keris itu syirik, ke kuburan syirik, ini ini syirik." ujar Gus Baha mengawali penjelasannya. "Itu salah besar," lanjutnya.

Gus Baha kemudian menjelaskan letak kesalahan tersebut, ketika orang mukmin terganggu oleh hal-hal yang berbau adat, hal tersebut tidak mengganggu.

Menurut Gus Baha, kebenaran mutlak tidak akan terganggu dengan status atau perilaku seseorang, seperti jika Allah tidak adalah mutlak Tuhan walau manusia tidak sholat.

"Sehingga ketika terganggu oleh hal-hal yang adat istiadat, kayak pegang keris, kayak apa, ini tidak mengganggu. Tetap kualitas iman ini di atas keyakinan adat membawa keris," ujar Gus Baha pada jamaahnya.

Gus Baha menganalogikan orang Kejawen yang tidak membawa keris tidak nyaman sama dengan orang modern yang tidak nyaman pergi tidak membawa ATM atau ponsel.

"Orang mislanya Kejawen kalau 'gak bawa keris 'gak nyaman. Orang kota itu kalau gak 'mbawa ATM juga 'gak nyaman. Itu 'gak dihukumi syirik," kata Gus Baha sembari bercanda.

"Kamu pergi lupa 'mbawa hp nyaman 'gak? Enggak? Kenapa kok 'gak dihukumi syirik?" lanjutnya.***

Editor: Muhammad Irwanzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah