Dalam Islam, tetangga memiliki hak yang besar. Seseorang dilarang keras menyakiti dan mengganggu tetangganya. Dulu, masyarakat jahiliyah pun sadar bahwa tetangga memiliki kedudukan yang besar. Lalu Islam datang memotivasi manusia untuk lebih menyempurnakannya lagi. Di antara bimbingan syariat Islam tentang tetangga adalah:
Pertama: Berbuat baik kepada tetangga.
Tentang hal ini, telah dijelaskan dalam firman Allah yang sebelumnya khotib sebutkan,
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh,…” [Quran An-Nisa: 36]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berbuat baik terhadap tetangganya.” [HR. Ahmad].
Dalam hadits yang lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang betapa agungnya kedudukan tetangga. Beliau bersabda,
مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِى بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ يُوَرِّثُهُ