Ustad Adi Hidayat Jelaskan Interaksi Salafus Shalih dengan Al Quran, Meraih Bahagia Hidup Dunia dan Akhirat

8 September 2022, 12:37 WIB
Interaksi Salafussolih dengan Al Quran, Sehingga diperoleh Kebahagian dalam Kehidupan di Dunia dan Akhirat /gr stocks/pexels.com

KlikBondowoso.com - Artikel ini akan membahas mengenai Ustad Adi Hidayat jelaskan interaksi Salafus Shalih dengan Al Quran, kunci meraih bahagia dalam hidup dunia dan akhirat.

Allah sudah menetapkan manusia sebagai pemimpin dimuka bumi atau Khalifah Fil Ard. Dimana tugas ini sebelumnya pernah di tawarkan pada semua ciptaan Allah, namun tidak ada satupun yang sanggup.

Dalam mengemban tugas yang tidak ringan ini, Allah membekalinya dengan pedoman. Ibarat barang, setiap kita beli akan ada manual book atau buku cara penggunaannya bukan?

Demikian juga manusia dalam menjalankan kehidupannya di dunia, Allah juga membekalinya dengan manual book dalam menjalani hidup, yakni Al Quran dan Al Hadist.

Lalu bagaimana cara kita menggunakan pedoman yang berupa Al Quran dan Al Hadist agar mampu menjadi tuntunan kita selama menjalani kehidupan didunia?.

Baca Juga: ART Putri Candrawathi Ungkap Ruangan Rahasia yang Dimiliki Ferdy Sambo, Penuh Mayat Polisi Diambil Organnya?

Sebagai pedoman dalam kehidupan, sudah barang tentu kita hendaknya sering membuka dan berinteraksi dengan Al Quran. Sebab menurut salah satu Hadist yang diriwayatkan Imam Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi, Rasulullah SAW bersabda:

” إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين “

“ Sesungguhnya Allah memuliakan dan menghinakan suatu kaum dengan al-Qur’an.” (Terjemah. HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi).

Hadist tersebut mengabarkan bahwa kemuliaan dan kehinaan suatu kaum ditentukan dari kadar perlakuan kaum tersebut terhadap Al Quran.

Allah akan memuliakan suatu kaum jika kaum tersebut memuliakan Al Quran. Demikian sebaliknya jika suatu kaum menepikan Al Quran maka Allah akan memberikan kehinaan bagi mereka.

Baca Juga: Ponpes Gontor Viral, Usai Satu Santrinya Meninggal, Kapolres Ponorogo Ungkap Ada Korban Lainnya

Rasulullah menjelaskan bahwa kaum Salafus shalih merupakan kaum yang paling bagus interaksinya dengan Al Quran, karena itulah Allah menjadikan mereka sebagai generasi yang paling mulia.

Siapakah generasi Salafus Shalih itu?. Salaf maknanya adalah terdahulu, sedangkan Salafus Shalih merupakan generasi baik terdahulu, yang dimaksud disini adalah generasi awal munculnya Islam atau generasi para Sahabat Rasulullah.

Mereka yang biasa dikenal dengan sebutan Salafus Shalih digelari oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai generasi terbaik Islam. Nabi mengatakan dalam sabdanya:

خير الناس قرني، ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabat), kemudian yang setelah mereka (para tabi’in), lalu yang setelah mereka (tabi’ tabi’in)”. (Terjemah HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Santri Gontor Meninggal Tidak Wajar, Orang Tua Minta Bantuan Hotman Paris

Lalu Bagaimana interaksi para Salafus Shalih sehingga mereka di sebut sebagai generasi paling mulia?

Dilansir KlikBondowoso.com dari kanal Youtube Ceramah Pendek, Ustad Adi Hidayat menjelaskan ada 3 cara berinteraksi dengan al Quran:

1. Membaca (Qiraah)

Qiraah adalah sekadar membaca Al-Quran saja. Membaca dalam artian seperti membaca Al-Qur’an pada umumnya, sekadar membaca ayat per ayat.

Al Quran sebagai mukjizat meski dibaca berkali-kali tidak akan menimbulkan rasa bosan dalam melakukannya.

"Alfatihah salah satunya minimal dibaca 17 kali sehari, pernahkah ada orang yang mengeluh membaca Al Fatihah?" tanya ustad Adi Hidayat.

"Tunjukkan pada saya kitab mana di muka bumi yang dibaca 17 kali sehari yang tidak melahirkan bosan, kalu bukan Firman Allah mustahil punya sifat seperti ini.

Orang yang berinteraksi dengan cara ini akan mendapatkan pahala dari setiap huruf yang dibaca. Namun ada hal penting dalam membaca Al Quran yakni harus sesuai kaidah tajwid.

Ini tentu belum berlaku bagi orang yang baru belajar membaca Al-Qur’an, sebab mereka akan diganjar dua pahala meski terbata-bata.

Namun seiring berjalannya waktu, wajib bagi kita untuk memperbaiki cara kita membaca Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid.

Baca Juga: PKS Buktikan Pro Rakyat, Tolak Kenaikan Harga BBM dengan Lakukan Hal ini

Rasulullah sebagai suri tauladan terbaik bagi kita mencontohkan saat Ramadhan beliau mengkhatamkan Al Quran sekali, bukan tidak mampu khatam berkali-kali. Namun ini memberikan contoh pada para sahabat bahwa membaca Al Quran dengan bacaan benar lebih baik daripada membaca banyak namun tajwidnya salah.

“Ini bukan berarti melarang banyak khatam baca Al-Qur’an. Jadi, silakan baca banyak tapi dengan benar, bukan diperbanyak tapi baca salah semua. Tidak ada pahala, karena tau salah tapi dipaksakan membaca,” ucapnya.

2. Memahami Al-Qur'an (Tilawah)

Jika bacaan sudah benar, maka perlu naik tingkat ke tilawah. Tilawah yakni membaca Al-Qur’an dengan makna. Hal ini dilakukan agar kita mampu memahami isi Al Quran.

Para sahabat tidak banyak membaca Al-Qur’an, paling lima ayat.

“Saat melakukan ini, apakah pahalanya lebih sedikit daripada membaca karena banyak huruf yang dibaca? Belum tentu,” ucapnya.

Dari Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling mengajarkannya di antara mereka, melainkan diturunkan ke atas mereka sakinah, rahmat menyirami mereka, para malaikat mengerumuni mereka, dan Allah SWT menyebut-nyebut mereka di kalangan (malaikat) yang ada di sisi-Nya.” (HR Muslim dan Abu Dawud).

Baca Juga: Tak Gubris Pendemo, Puan Maharani Justru Rayakan Ulang Tahunnya, Netizen Beri Hujatan

Jadi orang yang tilawah Al-Qur’an akan mendapatkan empat kebaikan. Tidak hanya dihitung pahala per-huruf, tapi ditambah empat keutamaan lagi. Yakni, mendapatkan ketentraman dalam hati (sakinah), mendapatkan rahmat dari Allah, dikerumuni para malaikat, dan Allah menyebut mereka kepada para malaikat di sisi-Nya.

“Kalau orang sudah diberikan rahmat, berarti dosanya diampuni, diberikan solusi dari segala masalah, atau diberikan kecukupan dunia dan akhirat. Kalau malaikat sudah berkerumun maka cuma ada dua yang didapat, diampuni dosa orang yang dikerumuni atau mengaminkan doa yang dimohonkan,” ucapnya.

Hal ini yang membuat Rasulullah selalu berhenti sejenak saat membaca ayat doa dalam Al-Qur’an. Sebab pada saat itu malaikat akan mengaminkan. Paling hebat lagi, orang yang tilawah Al-Qur’an akan mendapat pujian langsung dari Allah Ta’ala. Pujian itu pun disampaikan kepada makhluk mulia, yakni para malaikat.

“Cara tilawah paling bagus, anda keluarkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang bimbingan kehidupan. Misalnya tilawah tentang ayat untuk menjadi ayah yang baik menurut Al-Qur’an. Ibu jadi ibu yang baik, anak jadi anak yang baik,” katanya.

Ketika sudah belajar langsung dipraktikkan. Setiap kali dipraktikkan itu pahalanya seribu bulan. Ini bisa melihat hadits riwayat Muslim 1389, at-Tirmidzi 2682, dan Ibnu Maja 219.

“Jadi, misalnya meminta anak shalat usia membaca tilawah, akan mendapatkan pahala meminta anak shalat selama 80 tahun tanpa henti. Jadi, pahala tilawah itu lebih banyak daripada qiraah. Maka itu, yang sudah lancar membaca Al-Qur’an, masuk ke tilawah,” tuturnya.

Baca Juga: Puan Maharani Rayakan Ulang Tahun, PKS Lakukan Ini Saat Ada Demo Tolak Kenaikan BBM, Mana yang Pro Rakyat?

3. Menghafal Al-Qur’an (Tahfidz)

Tahap ini adalah interaksi Al-Qur’an yang memiliki pahala yang paling banyak. Karena tahfidz itu sudah pasti qiraah dan tilawah.

Dalam tausiyah lain, dikutip kanal YouTube Adi Hidayat Official, UAH menyampaikan beberapa keutamaan menghafal Al-Qur’an. Para penghafal Al-Qur’an akan memberikan keberkahan bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.

Ada & Janji Allah bagi para penghafal Al Quran, diantaranya:


1. Diberi Mahkota Kehormatan

Allah akan memberikan kepada hafiz di Akhirat berupa mahkota kehormatan. Dalam satu Hadis dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

"Orang yang menghafal Al-Qur'an kelak akan datang dan Al-Qur'an akan berkata: "Wahai Allah, pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru." Maka orang tersebut diberi mahkota kehormatan. Al-Quran berkata lagi: "Wahai Allah tambahkanlah pakaiannya." Kemudian orang itu diberi pakaian kehormatannya. Al-Qur'an berkata lagi: "Wahai Allah, ridhailah dia." Maka kepadanya dikatakan, "Baca dan naiklah." Dan untuk setiap ayat, ia diberi tambahan satu kebajikan." (HR At-Tirmidzi)

2. Dikumpulkan Bersama Malaikat Mulia

Allah berjanji bahwa para Hafiz Quran akan dikumpulkan bersama Malaikat yang mulia lagi taat.

Dalam sebuah Hadist, Rasulullah SAW bersabda:

"Dan perumpamaan orang yang membaca Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayat-Nya bersama para Malaikat yang mulia dan taat." (Muttafaqun 'Alaih)

3. Ditinggikan Derajatnya di Surga

Para hafiz pun akan ditinggikan derajatnya saat berada disurga. Hal ini dikemukakan dala Hadit dari Abdillah bin Amri bin 'Ash, Rasulullah SAW bersabda:

"Akan dikatakan kepada shahib Qur'an: "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau mentartilkan Al-Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi)

4. Mendapat Syafa'at dari Al-Qur'an

Para Hafiz akan mendapatkan Syafa'at (pertolongan) pada Hari Kiamat. Dari Abi Umamah, ia mendengar Rasulullah SAW berkata:

"Bacalah Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari Kiamat bagi para pembacanya (penghafal)." (HR Muslim)

5. Kedua Orangtuanya Diberi Mahkota dan Pakaian Kemuliaan

Allah tak hanya memberikan para hafiz mahkota di akhirat kelak, namun orang tua para penghafal Qur'an juga akan mendapatkan kemuliaan.

Hal ini di beritakan dalam salah satu Hadist Dari Buraidah Al Aslami ia mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang membaca Al-Qur'an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya: 'mengapa kami dipakaikan jubah ini?' Dijawab: "Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian mempelajari Al-Qur'an." (HR Al Hakim)

6. Pahalanya disempurnakan oleh Allah

allah berjanji bahwa para penghafal Al-Qur'an akan senantiasa mendapat karunia dari Allah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al Quran Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (ahli Qur'an) dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir: 29-30)

7. Memberi Syafaat kepada 10 Anggota Keluarganya

Dari Ali karamallahu wajhah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa membaca Al-Qur'an dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah Ta'ala akan memasukannya ke dalam Surga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafa'at (pertolongan) kepada sepuluh orang keluarganya yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka." (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Betapa banyak keuntungan yang kita peroleh jika banyak berinteraksi dengan Al Quran. Karena itulah mengintenskan interaksi kita dengan Al Quran menjadi kebutuhan dalam kehidupan kita. Agar kebahagian dunia dan akhirat dapat kita raih dengan selalu berpegang teguh dengan tuntunan Al Quran.

Itulah tahapan interaksi dengan Al Quran yang dilakukan oleh para Salafussolih, agar mampu meraih kebahagian hidup dalam tuntunan Kalamullah.***

 

 

 

 

 

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler