Mengenal Tapa Bisu, Salah Satu Larangan Mitos Orang Jawa saat Malam 1 Suro

18 Juli 2023, 22:40 WIB
Kirab pusaka malam 1 Suro di Solo, ritual tapa bisu hingga berebut berkah kebo bule. Malam 1 Suro diyakini sebagai waktu yang cukup sakral. (Foto: Dok. Istimewa/adrian) /

KLIK BONDOWOSO - Malam 1 Suro menjadi salah satu malam yang dikeramatkan dalam adat Jawa. 1 Suro 2023 jatuh pada 19 Juli 2023. Tepat dengan 1 Muharam 1445 H.

Adapun malam satu Suro, diperingati pada malam hari setelah maghrib pada hari sebelum tanggal satu, yakni pada Selasa, 18 Juli 2023 malam. Menurut laman Peta Budaya Kemdikbud, dalam budaya Jawa, Suro berarti kesialan atau marabahaya.

Oleh karena itu, dalam bulan Suro kerap dilakukan berbagai upacara atau peringatan sakral, menurut tradisi Jawa. Pada malam satu Suro di Solo, biasa diadakan arakan kebo (kerbau) bule. Sementara di Yogyakarta, malam satu Suro selalu identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab.

Pun, disajikan beberapa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi malam satu Suro di Keraton Yogyakarta.

Acara malam satu Suro di Jawa juga terdapat ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

Bulan Suro diciptakan oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) pada zaman Kerajaan Mataram Islam. Sultan berkeinginan untuk menyesuaikan kalender Saka (kalender Jawa dan Hindu) agar sesuai dengan sistem penanggalan Islam.

Penyesuaian penanggalan Saka dan Islam ini dipercaya bertujuan untuk menyatukan dua kubu masyarakat Jawa yang terpecah akibat perbedaan keyakinan, yakni penganut Kejawen (Kepercayaan Jawa) dengan Putihan (Kepercayaan Islam).

Pantangan di Bulan Suro

Berikut ini disajikan ulasan terkait beberapa mitos atau pantangan pada bulan Suro yang dipercaya oleh masyarakat Jawa.

1. Mengadakan pernikahan

Dalam kebudayaan dan tradisi masyarakat Jawa, ketika memasuki bulan Suro, orang tua kerap melarang pernikahan anak-anaknya.

Menurut kepercayaannya, mengadakan pernikahan di bulan Suro hanya akan mendatangkan kesialan kepada kedua belah pihak keluarga.

Sebagian orang berpendapat kalau pantangan ini hanyalah sebuah mitos yang tak berdasar. Sebab, kebahagiaan bukanlah berdasar dari penentuan tanggal pernikahan.

Sebagian masyarakat Jawa beranggapan bahwa mengadakan pernikahan di bulan Suro akan menyaingi ritual keraton, yang akan membuatnya sepi dan tak keramat lagi.

2. Berpindah rumah

Masyarakat Jawa mempercayai kalau ada yang disebut hari baik dan ada pula hari buruk. Menurut mitos di Jawa, hari-hari di bulan Suro bukanlah hari baik sehingga tidak dianjurkan melakukan pindahan rumah.

Mitos ini dipercaya hingga ada klaim bahwa yang melanggar pantangan Suro akan mengalami kesialan dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

3. Adakan pesta hajatan

Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang buruk sehingga pantangan untuk mengadakan berbagai pesta hajatan seperti pernikahan, sunatan, dan lainnya.

Namun, kepercayaan ini oleh sebagian masyarakat Jawa dianggap sebagai mitos belaka. Alasannya sama, beberapa beranggapan mengadakan pesta hajatan di bulan Suro hanya akan menyaingi ritual-ritual di keraton yang dirasa akan sepi.

4. Sering keluar rumah

Tepat pada saat malam satu Suro, sangat dilarang untuk keluar rumah atau melakukan aktivitas di luar rumah.

Pantangan itu dipegang teguh oleh masyarakat Jawa yang masih percaya bahwa keluar rumah di malam satu Suro akan mendatangkan musibah dan hal buruk dalam hidup.

5. Dianjurkan Tapa Bisu

Tapa Bisu adalah salah satu ritual masyarakat Jawa berupa mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta dengan tidak berbicara sama sekali.

Makan, minum, bahkan merokok tak boleh dilakukan saat menjalankan ritual ini. Biasanya Tapa Bisu dilakukan pada tanggal satu Suro oleh para abdi dalem keraton.

Nah, itu dia daftar pantangan pada bulan Suro. Bulan yang bertepatan dengan Muharram dalam Islam, yang dipercaya masyarakat Jawa sebagai bulan yang penuh sial.***

 

Editor: Sholikhul Huda

Tags

Terkini

Terpopuler