Klikbondowoso.com - Dimasa perang kemerdekaan Indonesia dahulu, aksi coret-coret, mural serta membuat poster menjadi media perjuangan para seniman membangkitkan semangat juang masyarakat Indonesia.
Coret-coret mural juga jadi penanda bahwa Aset dan tempat itu telah menjadi milik Republik Indonesia.
Kekuatan Mural membangkitkan semangat juang masyarakat Indonesia sudah teruji. Sayangnya setelah kemerdekaan pembuatan mural berisi kritikan seakan "diharamkan"
Mural-mural hasil karya seniman banyak dihapusi. Tak hanya itu, pelakunya mulai diburu oleh Satpol Polisi Pamong Praja hingga polisi.
Baca Juga: Coki Pardede Komika Kontroversial Ditangkap Polisi Karena Sabu-Sabu
Sungguh ironi di negeri yang kemerdekaannya justru ikut diperjuangkan para seniman terdahulu salah satunya lewat mural. Sekarang berkebalikan mural justru diburu dan dimusnahkan.
Dikutip KlikBondowoso.com dari Pikiran rakyat, dahulu Chairil Anwar baru tiba di Studio Pusara Jakarta pimpinan pelukis Sudjojono. Penyair ”Binatang Jalang” tersebut melihat deretan pelukis, seperti Surono, Affandi, Basuki, juga Sudjojono dan lainnya tengah asyik melukis poster-poster besar dengan isi-isi slogan perjuangan.
Affandi dengan tangan meng angkat tangan ke atas tampak tengah berdiri menjadi salah satu model poster. ”Sekutu kabarnya sudah mendarat di Priok.” demikian obrolan para pelukis itu.