Khutbah Jumat Maulid Nabi, Tema Berita Gembira Kelahiran Nabi Muhammad SAW

- 10 Oktober 2021, 14:15 WIB
Khutbah Jumat Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Tema Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAKhutbah Jumat Maulid Nabi, Tema Berita Gembira Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Khutbah Jumat Jelang Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Tema Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAKhutbah Jumat Maulid Nabi, Tema Berita Gembira Kelahiran Nabi Muhammad SAW. //pexels.com/Pixabay

Pendapat yang benar adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan di bulan Rabi’ul Awwal. Adapun tanggal lahirnya, para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan tanggal 2, tanggal 8, tanggal 9, tanggal 10, tanggal 12, tanggal 17, atau tanggal 22 Rabi’ul Awwal.

Baca Juga: Jangan Bangun Kesiangan, Lakukan 2 Amalan Kunci Ini Agar Rezeki Lancar, Ini Kata Syekh Ali Jaber

Adapun tahun kelahiran beliau adalah di tahun Gajah, yaitu tahun 571 Miladiyah.

Dua faedah penting berkenaan dengan kelahiran Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada kaitannya dengan ibadah tertentu dan tidak disyariatkan melakukan ibadah tertentu di dalamnya, baik peringatan kelahiran atau yang lainnya. Seandainya dianjurkan memeringati perayaan tertentu, tentu akan ditentukan tanggal pasti kelahiran beliau sebagaimana kalau mau memasuki Ramadhan atau keluar dari Ramadhan, penentuannya dilihat dengan penglihatan hilal awal bulan.
2. Hari Senin merupakan hari istimewa dalam kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Istimewanya, hari Senin dianjurkan untuk berpuasa. Pada hari Senin, beliau dilahirkan, diangkat menjadi Nabi dan hari meninggal dunia.
Beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam

Perhatikan hadits berikut ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ‭ ‬مَثَلِى‭ ‬وَمَثَلَ‭ ‬الأَنْبِيَاءِ‭ ‬مِنْ‭ ‬قَبْلِى‭ ‬كَمَثَلِ‭ ‬رَجُلٍ‭ ‬بَنَى‭ ‬بَيْتًا‭ ‬فَأَحْسَنَهُ‭ ‬وَأَجْمَلَهُ‭ ‬،‭ ‬إِلاَّ‭ ‬مَوْضِعَ‭ ‬لَبِنَةٍ‭ ‬مِنْ‭ ‬زَاوِيَةٍ‭ ‬،‭ ‬فَجَعَلَ‭ ‬النَّاسُ‭ ‬يَطُوفُونَ‭ ‬بِهِ‭ ‬وَيَعْجَبُونَ‭ ‬لَهُ‭ ‬،‭ ‬وَيَقُولُونَ‭ ‬هَلاَّ‭ ‬وُضِعَتْ‭ ‬هَذِهِ‭ ‬اللَّبِنَةُ‭ ‬قَالَ‭ ‬فَأَنَا‭ ‬اللَّبِنَةُ‭ ‬،‭ ‬وَأَنَا‭ ‬خَاتِمُ‭ ‬النَّبِيِّينَ

“Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Orang-orang ketika itu mengitarinya, mereka kagum dan berkata, “Amboi, jika batu bata ini diletakkan, akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari, no. 3535 dan Muslim, no. 2286)

Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan hadits di atas itu menunjukkan keutamaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari nabi lainnya dan Nabi Muhammad sendiri adalah nabi yang terakhir dan beliaulah yang menjadi penyempurna syari’at. (Fath Al-Bari, 6:559)

Mari kita jadikan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai teladan kita semua untuk diikuti setiap tuntunnya.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah