Ekonom Senior Faisal Basri: Hutang Indonesia Paling Banyak Bukan Untuk Covid-19

- 13 Februari 2022, 23:44 WIB
Ilustrasi utang luar negeri.
Ilustrasi utang luar negeri. /Pixabay/jarmoluk./

KlikBondowoso.com - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 diperkirakan masih akan mengalami defisit hingga 868 triliun rupiah atau 4,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Hutang Indonesia sering disebut-sebut melonjak akibat pandemi Covid-19, Seorang ekonom senior, Faisal Basri membongkar soal hutang ini.

Menurutnya, pandemi Covid-19 bukan menjadi penyebab melonjaknya hutang Indonesia.

"Tolong pemerintah berhenti mewartakan kepada rakyat bahwa hutang kita banyak karena Covid-19. Sebelum Covid pun sudah sangat banyak. Tolong, lah, fair," kata Faisal Basri sebagaimana dikutip Klik Bondowoso dari Pikiran Rakyat.com minggu, 14 februari 2022.

Baca Juga: Ustadz Adi Hidayat Ajarkan Doa Agar Terbebas Dari Jeratan Hutang Dan Kefakiran

Selain itu, Faisal Basri juga menuturkan bahwa duit hasil berhutang lebih banyak dipakai untuk membayar bunga hutang.

Hal ini sekaligus mematahkan klaim bahwa duit hutang digunakan untuk belanja modal pemerintah.

"Siapa bilang belanja modal pemerintah yang menyebabkan hutang semakin besar, sangat tidak betul," kata Faisal Basri.

"Ke mana belanja negara (dari hutang) yang paling banyak? Bayar bunga! Di era Pak Jokowi, pertumbuhan pembayaran bunga pinjaman itu naik 180 persen. Tertinggi," ucap Faisal Basri.

Belanja modal untuk pembiayaan infrastruktur, sementara itu, bersumber dari hutang BUMN.

"Jadi kalau hutang BUMN ditambah hutang pemerintah, tahun depan jumlahnya sudah mendekati Rp10.000 triliun," tuturnya.

Baca Juga: WAJIB Dihindari 8 Hal Ini Kata Ustad Abdul Shomad, Agar Terlepas dari Hutang

Paling Terkendali Selama Pandemi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengklaim, hutang dan defisit fiskal Indonesia paling terkendali selama pandemi Covid-19.

Sri Mulyani melaporkan, sepanjang 2020 sampai 2021, Indonesia menambah defisit 10,8 persen.

Angka itu lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Myanmar (11,1 persen), Filipina (13,4 persen), Arab Saudi (14,4 persen), China (18,7 persen), Afrika Selatan (19,3 persen).

Hutang Indonesia sepanjang 2020 sampai 2021 juga relatif terkendali dengan kenaikan 10,8 persen.

Baca Juga: BEBAS HUTANG, Baca Doa Ini Sebelum Tidur Kata Ustad Adi Hidayat

Negara lain, misalnya Thailand, mengalami kenaikan hutang 17 persen. Filipina, 22 persen. Afrika Selatan, 12 persen. China, 11,8 persen. Malaysia, 13,6 persen.

"Ini adalah salah satu cara untuk melihat apakah policy design yang kita lakukan relatif bekerja cukup baik dan efektif untuk menangani Covid-19 dan dampaknya ke perekonomian," tutur Sri Mulyani dikutip dari Antara pada 27 Januari 2022.***(Rio Rizky Pangestu / Pikiran Rakyat)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah