Tentang Rebo Wekasan, Buya Yahya Ditanya Soal Rebo Wekasan Begini Jawaban Singkatnya

23 Desember 2022, 06:03 WIB
Asal Usul Rebo Wekasan Jatuh Pada 21 September 2022, Buya Yahya: Cerita Ilham dari Orang Sholeh Mengenai Bala /Screenshot

KlikBondowoso.Com - Rebo Wekasan merupakan salah satu waktu yang selama ini hidup di tengah masyarakat.

Ketika datang Rebo Wekasan, maka di satu waktu ini ada ibadah yang dilakukan. Yakni Sholat Rebo Wekasan.

Lantas sebenarnya bagaimana terkait Rebo Wekasan? Buya Yahya sempat ditanya tentang Rebo Wekasan oleh salah satu jamaah di tengah ceramahnya.

Dalam sesi tanya jawab tersebut, Buya Yahya menjawab secara singkat terkait persoalan tradisi Rebo Wekasan yang biasa terjadi di kalangan umat.

Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Islam. Di hari ini, dipercaya oleh sebagian umat sebagai hari di mana diturunkannya bala', penyakit, dan atau musibah.

Kepercayaan terhadap tradisi Rebo Wekasan ini sudah mengakar di kalangan masyarakat, terutama masyarakat Muslim Jawa, Indonesia.

Hal ini karena tradisi Rebo Wekasan merupakan tradisi turun-temurun hingga sulit untuk dihilangkan dari kebiasaan masyarakat.

Lantas bagaimana jawaban Buya Yahya ketika ditanya tentang Rebo Wekasan?

Dikutip KlikBondowoso.Com dari kanal Youtube Al Bahjah TV, berikut jawaban singkat Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya sebenarnya tidak ada hari naas, hari bala' dan atau hari buruk. Tidak ada dalam ajaran agama Islam khususnya.

Dijelaskan oleh Buya Yahya bahwa hari buruk itu adalah hari dimana seorang hamba bermaksiat kepada Tuhannya.

"Hari bencana adalah hari kita bermaksiat, selesai" jawab Buya Yahya tegas.

Lebih lanjut Buya menyarankan agar tidak percaya lagi terhadap keyakinan bahwa hari rabu terakhir dibulan Safar adalah hari buruk atau hari bencana.

"Jangan percaya bulan Safar bulan celaka, dan sebagainya!," kata Buya Yahya lagi.

Ditegaskan oleh Buya Yahya bahwa semua hari itu adalah baik dan hari bencana itu adalah hari dimana kita bermaksiat.

Dikisahkan bahwa Rebo Wekasan ini adalah petuah seorang sholih yang mendapatkan ilham bahwa pada hari rabu terakhir bulan Safar adalah hari bala', sehingga dianjurkan untuk tirakat dan memperbanyak amal ibadah.

Terkait kisah tersebut Buya Yahya menjelaskan bahwa sebenarnya jika memang betul kisah tersebut disampaikan oleh orang yang sholih (ulama), kita boleh percaya atau tidak selama yang disampaikan tersebut tidak bertentangan dengan agama.

Oleh karena itu, terkait persoalan tradisi Rebo Wekasan ini harus ditelisik terlebih dahulu dalam kacamata agama.

Jika tidak bertentangan, maka boleh saja mengikuti apa-apa yang dianjurkan, seperti memperbanyak doa, ibadah, dan lainnya.

Namun, apabila dikisahkan Rebo Wekasan ini berdasarkan Sabda Nabi Muhammad SAW, Buya Yahya menegaskan bahwa tidak ada tuntunan Nabi terkait Rebo Wekasan ini.

Dengan demikian, sebaiknya memperbanyak doa, ritual ibadah, sedekah dan sebagainya yang dapat menolak bala' itu dilakukan setiap hari. Artinya tidak dengan menetapkan pada hari-hari tertentu saja.***

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler