Nama Hutan Pelangi disesuaikan dengan karakteristik salah satu pohon eksotis yaitu Kayu Leda (Eucalyptus deglupta) yang tersebar di wilayah Maluku dan Papua.
Daya tarik gradasi warna-warni seperti pelangi pada batang kayu disebabkan oleh proses Oksidasi Kambium batang dengan Oksigen dan menghasilkan warna hijau, kuning, biru, jingga hingga cokelat.
Eucalyptus Deglupta merupakan Tanaman Endemik Indonesia yang rentan di alam dan populasinya terus menurun akibat eksploitasi berlebihan di habitat aslinya.
Ahli Biologi Universitas Jember, Rendy Setiawan, menyebutkan warna pada batang pohon eucalyptus itu disebabkan karena proses oksidasi antara kambium dengan oksigen.
Sehingga ketika getah atau kambium tanaman itu mengelupas, jadilah gradasi warna. Batang pohon di hutan pelangi tersebut akan berwarna hijau, kuning, merah jingga, hingga biru tua, lalu coklat. Siklus tersebut akan berlangsung dan selalu berulang sepanjang tahun.***