"Kami membuat variasi tape tidak dari singkong, namun dari ubi jalar. Warna dasarnya ungu. Sehingga warna tapenya menjadi ungu," jelas perempuan yang baru saja dipersunting Irfan Wahyu tersebut.
Ada tantangan tersendiri membuat Tape Unang. Sebab prosesnya lebih 'rewel' dari tape yang terbuat dari singkong. Untuk bisa menjadi sebuah tape, dibutuhkan keahlian tersendiri dari proses pengolahan ubi jalar sampai proses pemberian ragi tape.
Sementara untuk bahan, dia dapat dari wilayah Bondowoso, Banyuwangi dan Malang. Selama ini Yeyen tidak khawatir kehabisan bahan, karena banyak yang menjual.
PRODUK DIPASARKAN DI BERBAGAI ECOMMERCE
Dalam rangka pemasaran, Yeyen Rahmawati adalah orang yang cerdas. Tidak hanya dipasarkan via lapak offline. Produk Tape Unang miliknya, dipasarkan di berbagai platform ecommerce.
Mulai Shopee, Tokopedia sampai Bukalapak, produknya dimasukkan semua. Bahkan terbaru, pihaknya menggandeng Gojek dan Grab.
Mengenai keawetan produk, memang Tape Unang tidak bisa tahan seminggu. Karenanya pihaknya mencari ekspedisi yang cepat.
"Daya tahan dua hari. Jadi kami memakai ekspedisi yang cepat agar segera sampai. Jika sudah sampai, ditaruh di kulkas akan lebih awet," jelas Yeyen.
Bahkan Tape Unang miliknya, sempat dikirim ke Papua. Dengan ekspedisi ekspres sehari sampai.
"Ada yang pesan sepuluh besek. Sekitaran lima kilogram. Dan pembeli menyetujui biaya ekspedisi. Akhirnya saya kirim," terangnya.