KlikBondowoso.com - Konflik antara Ukraina masih terus berlanjut. Meski banyak melakukan perundingan sebelumnya. Namun Ukraina terus melakukan perlawanan atas operasi khusus militer Rusia ke negaranya.
Dalam pertempuran tersebut, militer udara Ukraina, rupanya menggunakan pesawat buatan Rusia dalam menyerang balik militer lawan.
Namun sayangnya, perlawanan udara Ukraina dinilai Rusia gagal. Sebab banyak jet Sukhoi Su-24, dan pesawat tempur Sukhoi Su-27 berjatuhan di langit Kiev.
Sebagai negara pembuatnya, militer Rusia pastinya mengetahui kelemahan pesawat tempur dan jet perang buatannya sendiri, sehingga secara mudah bisa dijatuhkan.
Klaim Kementerian Pertahanan Moskow, pasukan Rusia telah menabrak 36 objek militer Ukraina, dan juga menjatuhkan 19 UAV selama sehari terakhir pada Minggu, 27 Maret 2022.
Baca Juga: Bersihkan Lendir, Resep Sehat Zaidul Akbar
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ajak Berdo'a Di Waktu Yang Mustajab, Salah Satunya Penghujung Hari, Berikut Do'anya
Militer Rusia telah melenyapkan lima pesawat tempur Ukraina selama 24 jam terakhir.
Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan, pesawat tempur yang dijatuhkan termasuk empat jet Sukhoi Su-24, dan satu pesawat tempur Sukhoi Su-27.
"Sistem pertahanan udara dan penerbangan Angkatan Udara Rusia menjatuhkan empat pesawat Su-24 Angkatan Udara Ukraina di atas wilayah Chernigov selama sehari terakhir," ucap pihak kementerian Rusia.
Dua di antaranya jatuh di dekat pemukiman Repka, dan dua lagi di dekat Gorodnya dan satu Su-Ukraina.
"27 pejuang ditembak jatuh di dekat Kramatorsk, wilayah Donetsk", kata juru bicara militer, Igor Konashenkov.
Dia mencatat pasukan Rusia menjatuhkan 5 roket Smerch di wilayah Kherson.
Sejak awal operasi khusus, pasukan Rusia telah melenyapkan total 303 drone Ukraina, 1.713 tank, 170 peluncur roket, dan 1.557 kendaraan militer.
Pada hari Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman video angkatan bersenjata Rusia menghancurkan intelijen Ukraina, unit subversi dengan senjata presisi.
Operasi militer khusus di Ukraina diluncurkan pada 24 Februari, setelah seruan dari Donetsk dan Lugansk, yang telah menderita akibat perang selama delapan tahun yang dilancarkan oleh Kiev.
Kementerian Pertahanan Rusia menekankan operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina dan mencatat bahwa Moskow tidak berniat menduduki Ukraina.
Presiden Vladimir Putin mencatat bahwa tujuan Rusia adalah untuk melindungi rakyat Donbass dan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.***(Rizki Laelani/Pikiran rakyat.com)