Demi Topang Ekonomi Tiongkok yang Melambat, Bank Sentral Tiongkok Pangkas Suku Bunga Utama

- 20 Desember 2021, 23:42 WIB
Ilustrasi Yuan mata uang China. Miliarder asal China tak terima dengan sikap pegawai bank saat diminta pakai masker, tarik simpanan Rp11 miliar dan minta hitung manual.
Ilustrasi Yuan mata uang China. Miliarder asal China tak terima dengan sikap pegawai bank saat diminta pakai masker, tarik simpanan Rp11 miliar dan minta hitung manual. /Pixabay

 
KlikBondowoso.com - Tiongkok sedang mengalami perlambatan pertumbuhan perekonomian. Bank sentral Tiongkok telah memangkas suku bunga utama dalam langkah lain untuk menopang ekonomi negara yang sedang melambat ini.

People's Bank of China mengumumkan pada hari Senin, 20 Desember 2021 bahwa mereka menurunkan suku bunga pinjaman.
People's Bank of China menurunkan suku bunga sebesar sebesar 0,05 persen. Sehingga total peneurunan suku bunga menjadi 3,8 persen.

Langkah yang dilakukan People's Bank of China ini adalah penurunan pertama kalinya sejak April tahun lalu. Bank juga menurunkan patokan suku bunga pinjaman korporasi.

Baca Juga: Atasi Sakit Kepala Dengan Beberapa Langkah Perawatan Mandiri, Berikut Caranya

Efek Covid-19 membuat perekonomian Tiongkok kehilangan tenaga. Hal ini disebabkan perkembangan properti yang lamban, penjualan dan pengeluaran pribadi.

Dikutip KlikBondowoso melalui PortalJember.com dari NHK, pada hari Rabu, bank tersebut menurunkan rasio cadangan lembaga keuangan.

Menurunkan rasio memberi bank lebih banyak uang tunai dan dapat mendorong mereka untuk meminjamkan lebih banyak uang.

Di lain sisi, Jepang telah mencapai tujuan penjualan tahunan sebesar satu triliun yen atau sekira 125 triliun rupiah dalam ekspor bahan makanan dan pertanian, kehutanan, dan produk laut.

Kementerian Keuangan merilis statistik perdagangan untuk November pada hari Kamis, 16 Desember 2021.

Baca Juga: Atasi Sakit Kepala Dengan Beberapa Langkah Perawatan Mandiri, Berikut Caranya

Mereka menunjukkan bahwa ekspor bahan makanan mencapai 89,9 miliar yen. Jumlah total untuk bahan makanan dan non-pangan pertanian, kehutanan, dan hasil laut dari Januari hingga Oktober berjumlah 8,5 miliar dolar.

Untuk diketahui, Tiongkok dan Taiwan termasuk di antara 14 ekonomi Asia yang tetap memberlakukan pembatasan impor makanan dari beberapa bagian Jepang.

Pembatasan itu, dilakukan oleh Taiwan dan Tiongkok sejak kecelakaan nuklir Fukushima Daiichi 2011. ***(Alam Cahya/portal Jember.com)

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Portal Jember


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x