Tradisi Kebo-keboan Dari Suku Osing di Banyuwangi Yang Hingga Saat Ini Masih Dilakukan Masyarakat Lokal

16 Juli 2022, 19:28 WIB
Ilustrasi kebo-keboan /Banyuwangitourism.com

KlikBondowoso.com - Suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur memiliki beragam tradisi dan kesenian yang khas.

Dalam hal ini, tradisi dan kesenian Osing sangatlah dikaitkan dengan berbagai mitos-mitos.

Berbagai ritual budaya Osing yang dapat kita jumpai di antaranya: Tradisi ider bumi, Tumpeng sewu serta kesenian Tari seblang.

Selain itu, ada juga tradisi Suku Osing yang cukup unik, yakni tradisi Kebo-keboan.

Istilah Kebo-keboan sendiri merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berarti kerbau jadi-jadian (kerbau mainan).

Hewan kerbau merupakan hewan yang sangat akrab dalam kehidupan masyarakat Osing.

Baca Juga: NGERI! Tradisi Unik Suku Mawe: Memasukkan Lengan ke Sarung Tangan Penuh Dengan Semut Peluru, Gimana Rasanya?

Kebo-keboan adalah tradisi ritual rutin yang digelar setiap setahun sekali, tepatnya pada bulan Muharam atau Suro jika dalam penanggalan Jawa. Tradisi ini konon telah ada sejak abad ke-18.

Upacara adat tersebut sudah ada sejak 300 tahun yang lalu, tepatnya pada abad ke-18.

Kebo-keboan biasa dilakukan di awal bulan Suro, penanggalan Jawa.

Tujuan upacara adat ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang melimpah dan doa, agar proses tanam benih untuk tahun depan dapat menghasilkan panen yang melimpah.

Terdapat dua desa di Banyuwangi yang masih melestarikan tradisi Kebo-keboan.

Desa Aliyan dan Desa Alas Malang. Tujuan dan fungsinya sama, yang membedakan adalah alur penyajiannya.

Baca Juga: Dibalik Tradisi 'Iki Palek' Potong Jari di Suku Dani Papua Ada Kisah Menyedihkan, Apa Itu?

Di Desa Aliyan seluruh ritual masih dilakukan secara aturan adat, sedangkan Kebo-Keboan di Desa Alas Malang merupakan imitasi yang dilakukan dengan tujuan pariwisata.

Digelar sebagai bagian dari rangkaian selamatan desa untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen sekaligus sebagai upacara bersih desa.

Melalui Kebo-keboan, suku Osing berharap keselamatan dan terhindar dari segala marabahaya.

Masyarakat Osing sebagai penyangga budaya sangatlah kuat dalam menjaga tradisi dan budaya mereka.

Kebo-keboan diyakini oleh masyarakat setempat, apabila ditinggalkan maka akan muncul berbagai musibah yang melanda desa mereka.

Dalam pelaksanaannya, upacara Kebo-keboan ditampilkan oleh para lelaki yang bertubuh tambun yang berdandan layaknya kerbau.

Baca Juga: Jadi Warisan Nenek Moyang, Inilah Asal Usul Upacara Bakar Tongkang dari Kota Bagansiapiapi, Riau

Mereka menggunakan hiasan kepala berupa tanduk buatan serta berkalung lonceng.

Agar tampak seperti kerbau, mereka juga melumuri sekujur tubuh dengan cairan hitam yang biasanya terbuat dari oli dan arang.

Kemudian mereka berjalan dengan menarik bajak di sepanjang jalan desa dengan diiringi musik tradisional khas Banyuwangi.

Kerbau adalah mitra petani yang dijadikan tumpuan mata pencaharian masyarakat desa, yang memang sebagian besar adalah petani.

 Oleh karena itu kerbau dipilih untuk dijadikan simbol pada tradisi Kebo-keboan. ***

Editor: Fathorrahman Hidayah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler