Oleh pendirinya, pesantren di tiga lokasi pesantren tersebut diberi nama Pagelaran’ yaitu pesantren Pagelaran I di Kabupaten Subang, Pagelaran II Kota Sumedang dan Pagelaran III di Subang.
Tiga pesantren yang didirikannya merupakan pesantren tertua di tanah Sunda hingga saat ini pesantren tersebut masih berjaya.
Selain itu, ulama besar di wilayah tanah Sunda, dikenal sebagai Pemimpin Laskar Hizbullah dengan markasnya pesantren Pagelaran 1.
Markasnya dijadikan sebagai basis atau markas tentara Hizbullh, saat berjuang melawan pasukan NICA Belanda.
Seperti pejuang kemerdekaan lainnya dia juga pernah ditangkap Belanda dan dijebloskan ke Rutan Kebonwaru di Bandung. Pada masa kemerdekaan, pasca Proklamasi Buyut Eri kemudian dibebaskan dari Rutan.
Kakek Gubernur Jawa Barat Ridwan juga pernah melawan pemberontakan DII TII, bahkan pernah dicurigai ikut mendukung gerakan ilegal tersebut. Karena sebagian muridnya ikut DI TII.
Tidak mau dituding sebagai kaki tangan Kartosuwiryo, dia bersama keluarganya mengungsi ke Sumedang pada tahun 1950.
Kedatangannya disambut baik masyarakat Sumedang hingga akhirnya mendirikan pesantren Pagelaran II dan menetap hingga akhir hayatnya.