Tradisi Unik Ini Lumrah Dilakukan di Dieng, Ada Hubungan Apa Anak Berambut Gimbal dengan Batara Kala?

- 16 Juli 2022, 17:37 WIB
tradisi unik di daerah Dieng, Wonosobo, tentang ruwatan untuk anak berambut gimbal
tradisi unik di daerah Dieng, Wonosobo, tentang ruwatan untuk anak berambut gimbal /Tangkapan Layar YouTube GUDAL tv/

KlikBondowoso.com - Sangat jarang dijumpai anak-anak berambut gimbal bahkan di seantero Indonesia, kecuali di daerah Dieng, Wonosobo, Jawa tengah.

Banyak anak-anak berambut gimbal bisa ditemukan di daerah Wonosobo, sebagian di Banjarnegara, serta ada juga di lereng Merbabu.

Mitos yang beredar di masyarakat daerah Wonosobo rambut gimbal merupakan sebuah titipan dari Ratu Laut Kidul dan memiliki hubungan dengan Batara Kala.

Baca Juga: Dua Golongan Yang Rentan Menjadi Orangtua Perfeksionis, Kamu Termasuk Yang Mana?

Dilansir KlikBondowoso.com dari YouTube GUDAL tv, anak berambut gimbal di daerah Dieng punya perbedaan karakter dengan anak lain seusianya.

Anak berambut gimbal disana biasanya memiliki ciri-ciri enerjik, nakal, berjiwa heroik, suka mengatur, pemalu, susah bergaul dan sebagainya.

Sementara untuk anak-anak tersebut ada sebuah ritual rutin yang biasa mereka jalani yakni ruwatan cukur rambut gimbal.

Baca Juga: Pepes Ayam Sehat dan Rasanya Nagih, Cocok Bagi yang Sedang Hijrah ke Gaya Hidup Sehat

Ritual tersebut merupakan sebentuk komunikasi masyarakat adat Dieng kepada semesta demi menghindari hal buruk yang akan terjadi.

Anak-anak yang memiliki rambut gimbal tersebut memiliki sebutan sebagai "sukerta" yakni anak yang dicadangkan untuk menjadi mangsa Batara Kala.

Demi melepas sang anak dari kondisi sial tersebut, maka masyarakat setempat mempercayai bahwa harus dilakukan upacara ruwatan.

Baca Juga: Belajar Al Qur'an di Pantai Grand Pathek Situbondo, Alternatif Baru Mengisi Liburan

Ruwatan berasal dari kata "ruwat" yang artinya melepaskan, adapun memiliki maksud untuk melepas nasib sial yang menimpa anak berambut gimbal.

Ruwatan menjadi simbol untuk melepaskan diri dari kondisi terbelenggu, melepaskan karakteristik anak gimbal yang dikenal berbeda dari anak lainnya, dan lebih-lebih melepaskan diri sebagai sosok yang dicadangkan untuk menjadi mangsa Batara Kala.

Namun, pelaksanaan Ruwatan tersebut tidak bisa dipaksakan kepada anak berambut gimbal oleh para orangtuanya.

Baca Juga: Bukan Pakai Pawang, Warga Bandung Barat Punya Tradisi Unik Meminta Hujan dengan Memandikan Hewan Lucu Ini

Tetapi haruslah berdasarkan permintaan sang anak berambut gimbal tersebut, dimana biasanya diiringi dengan permintaan khusus sebagai syarat yang harus dipenuhi orang tua.

Konon jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, maka rambut gimbal yang telah dicukur setelah menjalani upacara ruwatan maka akan muncul kembali di kemudian hari.

Tidak hanya itu, kondisi kesehatan dari sang anak pun dipercaya juga akan terganggu melebihi dari kondisi sebelumnya.***

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: YouTube GUDAL tv


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah