Dalam tradisi unik Brobosan, keluarga mendiang akan berbaris dan berjalan bergantian menyabrangi keranda mayat.
Keranda mayat yang diangkat tinggi-tinggi memungkinkan keluarga menyabrangi atau menerobos melalui bawah keranda mayat.
Mereka sepakat bahwa tradisi unik ini sesuai dengan peribahasa Jawa 'Mikul nduwur, mendhem njero'.
Jika diartikan secara etimologi, berarti menjunjung tinggi dengan mengenang jasa-jasa orang yang meninggal tersebut.
Melakukan tradisi unik Brobosan ini juga dipercaya sebagai sarana untuk melupakan kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan.***