5 Fakta Makanan 'Songgo Buwono' Kuliner dari Keraton Yogyakarta yang Legendaris

- 18 Juli 2022, 22:08 WIB
Tembok keraton Yogyakarta/tubanbicara
Tembok keraton Yogyakarta/tubanbicara /

 

 
KlikBondowoso.com - Inilah 5 fakta dari makanan Songgo Buwono, Kuliner Khas Keraton Yogyakarta yang amat legendaris.
 
Mungkin beberapa orang masih asing dengan makanan Songgo Buwono, makanan ini dulunya hanya disajikan di Keraton Yogyakarta saja.
 
Namun, saat ini makanan Songgo Buwono sudah dapat di nikmati oleh semua kalangan.
 
Bentuk dari makanan Yogyakarta ini seperti burger atau sandwich. Isi dari Songgo buwono pun tak jauh berbeda dari burger maupun sandwich.
 
 
 
Berikut 5 fakta dari Songgo Buwono:
 
1. Songgo buwono tercipta di dapur Keraton Yogyakarta
 
Bermula dari masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII yang suka dengan makanan tradisional sehat dan rendah lemak.
 
Resep songgo buwono tercipta dari R. W. Hendrobudjono, pemimpin dari Pawon Prabeya, salah satu dapur di Keraton Yogyakarta.
 
Hendrobudjono sering membuat makanan tradisional terutama yang berhubungan dengan makanan Eropa.
 
Songgo buwono menjadi salah satu makanan favorit dari Sultan Hamengkubuwono VIII.
 
 
2. Awalnya disajikan untuk para priyayi dan keluarga kerajaan saja
 
Songgo buwono awalnya disajikan untuk keluarga keraton Yogyakarta, para priyayi, atau bangsawan, dan para tamu penting di pernikahan kerajaan.
 
Songgo buwono disajikan pada saat yang tidak dekat dengan waktu makan sehari-hari, seperti disajikan saat pukul 9-10 pagi atau 3-5 sore.
 
Jadi, songgo buwono dulu sangat eksklusif untuk kalangan-kalangan atas saja. 
 
Namun, kini songgo buwono bisa ditemui di berbagai festival makanan dan beberapa restoran di Yogyakarta.
 
 
3. Bentuknya seperti burger atau sandwich
 
Songgo Buwono memang memiliki konsep seperti sandwich atau burger yang bahan utamanya adalah choux pastry (kulit kue sus).
 
Kue sus dibelah menjadi dua lalu didalamnya berisi selada, ragout, dan setengah buah telur rebus.
 
Ragout adalah adonan campuran daging cincang, wortel, buncis, susu, jagung, susu, tepung terigu, keju, dan berbagai bumbu.
 
Setelah itu diberi saus mustard jawa yang terbuat dari mayones, mustard, tepung terigu, margarin, gula, pasir, garam, dan air.
 
Songgo buwono kemudian disajikan dengan acar mentah yang terbuat dari wortel, bawang merah, dan cabai.
 
 
4. Makanan yang sarat akan filosofi
 
Songgo memiliki arti menyokong, sedangkan Buwono berarti dunia atau kehidupan di dunia. Songgo buwono berarti penyokong kehidupan di dunia. 
 
Songgo buwono di setiap komponennya menyimbolkan kuasa dari Tuhan Yang Maha Esa. 
 
Kue sus menyimbolkan dunia, selada menyimbolkan tanaman dan hutan yang menyokong kehidupan.
 
Ragout menyimbolkan orang-orang dan berbagai keragamannya. Mustard menyimbolkan langit, telur adalah gunung.
 
Dan acar merupakan representasi dari bintang-bintang dan benda-benda langit yang mengisi langit.
 
Harapannya, ketika seseorang memakan Songgo Buwono dapat mengingat ciptaan-ciptaan dari Tuhan. 
 
Rasa songgo buwono yang manis, gurih, dan asam menyimbolkan pengalaman beragam yang dilalui manusia.
 
5. Selain enak dan filosofis, sangga buwana juga bergizi
 
Karbohidrat didapatkan dari kue sus dan ragout, sayuran dari selada, ragout, dan acar, serta protein dari ayam di ragout dan telur rebus.
 
Karena porsinya yang kecil, songgo buwono dapat dikonsumsi saat sarapan, makan siang maupun makan malam.
 
Selain itu songgo buwono tidak mengandung pengawet, sehingga menjadi salah satu pilihan untuk menu makan sehat.
 
Songgo buwono menjadi salah satu makanan tradisional yang sarat akan gizi, filosofi, serta budaya. ***

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x