Tuntunan Kalimat yang Dibaca Saat Mentalqin Orang Jelang Sakaratul Maut, Penjelasan Buya Yahya

26 Mei 2022, 10:00 WIB
Buya Yahya. /Tangkap layar YouTube.com / Al-Bahjah TV.

KlikBondowoso.Com - Orang hidup pasti akan mati. Dan ada kalanya saat masa sakaratul maut.

Bagaimana ketika kita dihadapkan dengan orang yang sakaratul maut?

Berikut penjelasan dari Buya yahya ketika kita menghadapi orang yang sakaratul maut.

Dalam berbagai sumber riwayat, sakaratul maut adalah peristiwa dahsyat yang akan dialami setiap manusia, apakah seorang hamba baik diakhir hayatnya, atau sebaliknya.

Sejumlah riwayat menyebutkan, siapa diakhir hayatnya mengucapkan kalimat ini maka Jannah atau surga menantinya.

Sehingganya, agama menganjurkan kita mentalqin atau mengajarkan kalimat ini kepada orang yang sedang menghadapi sakaratul maut.

Baca Juga: Mencari Jodoh Pilih Rupa Harta atau Agama, Ini Penjelasa Buya Yahya

Seperti dijelaskan, Buya Yahya dalam ceramahnya mengatakan, jika seseorang sudah mendekati kematian, wafat, sakratul maut atau sudah dekat akhir hayatnya, maka dianjurkan kita mentalqin kalimat yang pendek-pendek, bukan surah dalam Alquran, bukan surah Yasin.

“La ilaha illallah, dan setelah dia bisa mengucapkan La ilaha illallah, dalam bahasan kita yang pertama ya sudah, kita kita diam. Karena apa? kita ingin bahwasannya, terakhir yang diucapkannya waktu hidup di dunia adalah La ilaha illallah, itu yang perlu saat mentalqin, bukan Yasin, bukan Al-Baqarah, bukan yang lain tapi La ilaha illallah,” urai Buya Yahya.

Buya Yahya menganjurkan, setelah orang yang sedang sakaratul maut mengucapkan La ilaha illallah, alangkah baiknya jangan ditambah lagi kalimat lain.

“Kalau dia sudah ngomong jangan ditambah, sebab jika kepanjangan bisa jenuh, dia capek hati-hati, enggak boleh mentalqin yang panjang-panjang, tidak begitu,” jelas Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, tata cara mentalqin dimulai dengan lembut, jangan terlalu cepat melainkan pelan dan lafadz atau pengucapan kita jelas.

Baca Juga: Orang Rajin Beribadah Namun Masuk Neraka Karena Hal Ini, Berikut Penjelasan Buya Yahya

“Tapi mulailah itupun dengan lembut, La ilaha illallah. Kalau kemudian dia tidak bisanya niru La ilaha illallah sudah diam semuanya,” tutur Buya Yahya.

Selain itu, kata Buya Yahya, setelah meninggal dunia, selagi belum dimandikan tidak boleh disholatkan. Sebab, syarat jenazah disholati harus dimandikan terlebih dahulu.

“Harus dimandikan dulu baru disholatkan,” kata Buya Yahya.

Sementara itu, ada pemahaman jika sebelum dimandikan tidak boleh dibacakan doa dan Dzikir, Buya Yahya menerangkan, larangan tersebut tidak memiliki dasar dalil untuk melarang.

“Kalau baca doa dan sebagainya, boleh tidak ada larang. Larangan dari mana itu, ustadz ngarang-ngaran bilang begitu itu. Bagi mengadakan tahlil, kita adakan tahlilan boleh, sebelum dimandikan juga boleh,” singgung Buya Yahya.

Baca Juga: Berikut Daftar Pemain Timnas Indonesia vs Timnas Bangladesh di Laga FIFA Match Day dan Catat Jadwal Mainnya!

Lanjut Buya Yahya, sebelum jenazah dimandikan hingga belum dikafani, membaca tahlil, baca Dzikir dan baca doa boleh dilakukan.

“Ngak usah aneh-aneh, ngarang-ngarang saja itu. Yang tidak boleh adalah sholat. Ada orang baca tahlil. Wah ini belum disholati, belum dimandiin dia. Ngak boleh itu kenapa? doa kok ngak boleh,” terang Buya Yahya.***

 

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: YouTube Al - Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler