Bibit-bibit Kemunafikan Mudah Tumbuh Dihati Seseorang, Penjelasan Buya Yahya

9 Januari 2023, 05:11 WIB
Kasus Norma Risma Menantu dan Mertua Selingkuh Terjerumus Zina, Buya Yahya: Dosa di Atas Dosa /

KlikBondowoso.Com - Berikut penjelasan terkait orang berzikir pada Allah dan tidak. Zikir merupakan amalan yang tidak mempunyai batasan. Tidak mempunyai batas waktu, tempat dan pahala.

Keutamaan dalam berdzikir bagi seorang muslim adalah dilakukan setiap waktu baik dengan ucapan atau dari hati. Ia selalu ingin terhubung secara langsung dengan Allah SWT.

Rasulullah SAW menggambarkan perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, sementara orang yang tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang yang mati.

Dalam hadist Riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati."

Hadist tersebut menunjukkan bahwasannya terdapat perbedaan di antara seorang hamba dengan hamba yang lain, apabila mereka gemar berdzikir atau tidak.

Dilansir KlikBondowoso dari video YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menyampaikan beberapa perbedaan orang yang suka berdzikir dengan yang tidak.

“Perbedaan antara orang yang suka berdzikir dengan orang tidak suka berdzikir itu sangat jauh. Orang yang rajin berdzikir hatinya hidup, hatinya penuh dengan mengingat Allah SWT,” tuturnya.

Sejatinya berdzikir dilakukan di dalam hati seseorang, yang mana secara otomatis akan menghiasi hatinya tersebut.

Namun jika dilakukan dengan ucapan atau melalui lidah maka ia akan menghiasi lidahnya.

Ustadz Buya Yahya dalam ceramahnya pula menegaskan bahwasannya dzikir bukan hanya dengan menyebut lailahaillallah tetapi dzikir dilakukan dalam setiap langkah keseharian seseorang.

Sehingga yang terpenting dari dzikir adalah, selain pengucapannya tetapi apakah dzikir tersebut telah diamalkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sebagai seorang muslim.

Makna dzikir yang dimaksud Ustadz Buya Yahya adalah makna dzikir yang meluas.

"Dan apapun yang kita lakukan jika hal tersebut mengingatkan kita kepada Allah maka itu disebut dzikir. Sholat dzikir, bersilaturahmi termasuk dzikir. Karena silaturahmi termasuk amalan yang mengingat Allah SWT.” jelasnya.

Dilanjutkan oleh Ustadz Buya Yahya bahwa Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdzikir yang banyak, dilakukan terus menerus.

"Lakukanlah dzikir yang banyak, tapi bukan sekedar dzikir. Jika hanya sekedar dzikir belum ceria di iman. Orang yang senang berdzikir setiap langkahnya akan selalu mengingat Allah.” lanjutnya.

Bagi orang yang gemar berdzikir Allah SWT akan selalu ditempatkan di hatinya. Setiap langkahnya, hatinya, matanya, lisannya dan lain sebagainya.

Berbeda dengan orang yang tidak suka atau jarang berdzikir. Mereka cenderung menjadi orang yang munafik. Terlihat beriman namun sebenarnya hanya mencari perhatian dunia.

“Orang munafik menipu Allah, kelihatannya ngaku beriman nyatanya tidak, berpura-pura melakukan sholat tetapi tidak khusyuk dihatinya,” ujar Ustadz Buya Yahya.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW orang munafik beramai-ramai melakukan sholat di siang hari tetapi tidak dimalam hari. Mereka melakukan sholat pula dengan bermalas-malasan.

Bibit-bibit kemunafikan mudah tumbuh dihati seorang yang tidak suka berdzikir, perbuatannya hanya untuk dilihat atau diakui oleh manusia tidak karena Allah SWT.

Perilaku orang-orang munafik seperti tidak sholat di malam hari, beramal namun diberitakan, sholat tahajud di malam hari lalu diceritakan di pagi hari, dan lain sebagainya. Perilaku tersebut menunjukkan bahwa orang munafik senang atau hanya ingin disanjung oleh manusia.***

 

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler