klikbondowoso.com - Ada satu sunnah yang sayang dilewatkan saat memasuki bulan Dzulhijjah.
Bukan hanya kurban, sunnah yang dilakukan menjelang hari raya Idul Adha ini punya keutamaan yang besar.
Sunnah ini adalah puasa Arafah yang dilakukan tepat pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Meski hanya dilakukan selama satu hari saja, puasa Arafah menyimpan keutamaan yang besar. Maka ada baiknya untuk melaksanakan puasa sunnah ini.
Dikutip klikbondowoso.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 18 Juli 2021, Buya Yahya beri penjelasan tentang keutamaan puasa Arafah ini.
"Ada satu kisah yang waktu itu Sayyidina Umar, Sayyidina Nabi, beliau menceritakan tentang keutamaan hari Arafah ini. Bahwasanya Allah akan mengampuni semua orang-orang yang ada di Arafah ini. Ini kan kabar gembira," ucap Buya Yahya.
Kemudian beliau menceritakan bahwa Sayyidina Umar bertanya apakah keutamaan tersebut hanya untuk mereka yang saat itu sedang berada di Arafah.
Apakah keutaman ini juga hanya untuk orang-orang yang ada di zaman Nabi Muhammad saja?
"Untukmu dan orang yang datang setelahmu," ucap Buya Yahya menjelaskan jawaban dari Nabi tentang pertanyaan tersebut.
Sehingga jelas bahwa keutamaan ini bukan hanya untuk para sahabat Nabi atau orang-orang yang ada di zaman Nabi Muhammad saja.
Tetapi, umat Islam saat ini juga tetap akan mendapatkan keutamaan tersebut.
"Jadi semua wukuf di Arafah akan mendapatkan pengampunan dari Allah," kata Buya Yahya.
Lalu bagaimana jika belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dan tentunya tidak dapat wukuf di Arafah?
Menurut Buya Yahya, keutamaan ini juga diperoleh jika seseorang melaksanakan puasa Arafah.
"Puasa Arafah ini adalah hadiah buat kita yang tidak haji, bahkan sebaliknya yang lagi haji tidak disunnahkan untuk puasa di Arafah. Ini bagian kita," jelas Buya Yahya.
Oleh karenanya Buya Yahya menghimbau untuk melaksanakan puasa Arafah karena keutamaan yang besar ini.
"Jadi dosa yang lalu yang diampuni, kemudian ada dosa setelahnya dalam riwayat yang lain. Intinya pahalanya gede deh buat kita," pungkas Buya Yahya.***