Khutbah Jumat tentang Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah dari DMI Bondowoso dan BKKBN

- 23 Juni 2021, 10:30 WIB
Khutbah Jumat dengan judul Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah dari DMI Bondowoso.
Khutbah Jumat dengan judul Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah dari DMI Bondowoso. /freepik.com/pinnacleanimates

KlikBondowoso.com - Materi khutbah Jumat tentang Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Dalam Mewujudkan Ketahanan Keluarga Indonesia.

Dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Bondowoso. Bekerjasama dengan Pemkab Bondowoso dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

Harapannya seluruh Khotib pada Jumat 25 Juni 2021, bisa menjadikan materi khutbah ini sebagai referensi, agar bisa memberikan wawasan kepada masyarakat luas.

Berikut isi lengkap khutbah Jumat tersebut:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ خَلَقَ اْلاِنْسَانَ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا مَوَدَّةً وَّرَحْمَةً, اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ عَلَى مَااَنَالَهُ مِنَ النِّعَمِ اْلكَثِيْرَةِ, أَشْهَدُ أَنْ لآَإِلهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً نَرْجُوْ بِهَا السَّلاَمَةِ مِنَ اْلأَهْوَالِ وَالنِّقْمَةِ. وَأَشْهَدُأَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِىْ كَمُلَ بهِ عَقْدُ النُّبُوَّةِ فَطُوْبىَ لِمَنْ وَالاَهُ وَتَوَلاَّهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ الَّذِىْ اُرْسِلَ لِلْعَالَمِيْنَ رَحْمَةً, وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فىِ اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ وَكَانَ هَوَاهُمْ تَبَعًا لِهُدَاهُ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّابَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ فِى كُلِّ سَاعَةٍ, وَاعْلَمُوْا اَنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ. وَاَنَّ السَّعَادَةِ فِيْهِ مَرْجُوَّةٌ. قاَلَ اللهُ تَعَالىَ فىِ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ : وَمِنْ اَيَاتِهِ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْااِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَّرَحْمَةً, اِنَّ فىِ ذَلِكَ لَاَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ. صدق الله العكظيم.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Pada Jum’at yang berbahagia ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan puja puji syukur alhamdulillah, kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kepada kita, berupa kekuatan dan kesehatan, sehingga kita bisa hadir memenuhi panggilan-Nya, yakni menunaikan ibadah sholat jum’at di Masjid yang mubarok ini. Sholawat dan salam, semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai rasa syukur kita, sebagai ungkapan terima kasih kita kepada Beliau, sehingga kita berada dalam keadaan keimanan dan keislaman seperti sekarang ini.

Baca Juga: Kenali, Sistem Usul Sanggah Produk Mensos Risma, Berantas Ketikdaadilan

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Melalui mimbar khotbah ini, kami mengajak para hadir sekalian, terutama diri kami pribadi, marilah kita senantiasa menjaga, mempertahankan, dan terus berupaya meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan kita kepada Allah SWT, karena hanya dengan berbekal taqwa itu, kita akan selamat di hari pengadilan Allah nanti. Semoga kita semua, tergolong ke dalam hamba-hamba Allah, yang beriman dan bertaqwa sehingga kita dapat hidup bahagia di dunia ini dan bahagia di akherat kelak. Amin ya rabbal alamin.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Setiap orang dari kita pasti mendambakan rumah tangganya menjadi keluarga yang bahagia, keluarga yang harmonis, sakinah, mawaddah warahmah. Baik yang baru melaksanakan pernikahan maupun yang sudah lama namun belum merasakan kebahagiaan dalam keluarga, pastilah menginginkan rumah tangganya menjadi keluarga yang bahagia, harmonis dan sakinah, mawaddah warahmah.

Keluarga yang bahagia, keluarga yang harmonis dan keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah adalah pilar utama dari ketahanan keluarga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketahanan keluarga adalah barometer kemajuan sebuah bangsa. Sebuah keluarga yang memiliki ketahanan yang kokoh akan menjadikan sebuah bangsa menjadi kuat dan maju, sebaliknya keluarga dengan ketahanan yang rapuh akan menyebabkan hancurnya sebuah bangsa.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Lantas bagaimana cara kita, untuk dapat membangun rumah tangga, membangun keluarga yang bahagia, yang harmonis, sakinah, mawaddah warahmah, sehingga nantinya memperkuat ketahanan keluarga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ?
Tentunya hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Untuk mencapai keluarga yang bahagia, harmonis dan sakinah, mawaddah warahmah seperti yang kita idam-idamkan itu, maka kita haruslah mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah diberikan oleh Allah yang sudah termaktub dalam Al-Qur’anul Karim. Adapun petunjuk-petunjuk Allah tersebut antara lain adalah :

Yang pertama. Dalam membina keluarga, haruslah dengan cara yang baik, Mu’asyarah bil ma’ruf, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa’ ayat 19 :


وَعَاشِرُوْهُنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ. فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسَى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا. وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا.

Dan pergaulilah mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Sebagai seorang suami haruslah menghargai istrinya, memahami perasaannya serta mengetahui kebutuhan istrinya. Kebutuhan itu tidak hanya berupa materi, tetapi juga dalam bentuk pengertian, penghargaan, kasih sayang dan kebutuhan untuk merasa diperlukan.
Istri itu jangan diperlakukan sebagai seorang yang harus selalu tunduk kepada suami, namun bukan berarti istri harus melawan suami. Istri harus diajak bermusyawarah dan berunding dalam segala hal yang menyangkut masalah bersama di dalam keluarga. Apa saja yang akan dilakukan dan diperbuat, selama itu menyangkut masalah rumah tangga, maka perlu adanya perundingan antara suami dan istri. Istri adalah mitra sejajar bagi suami.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Petunjuk yang kedua, Kepemimpinan keluarga ada pada suami. Karena kodrat fitrahnya laki-laki itu memang lebih kuat dari wanita. Tidak mungkin wanita yang akan memimpin dan tidak mungkin pula tanpa pimpinan. Hal tersebut dijelaskan dalam surah Al-Baqarah Ayat 228 :
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِىْ عَلَيْهِنَّ بِاْلمَعْرُوْفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ.

Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang baik. Akan tetapi laki-laki (para suami) mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada mereka (istrinya). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 228)

Apa yang dimaksud satu tingkatan kelebihan antara laki-laki dan perempuan tersebut ? Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 34 Allah berfirman :

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ.

Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian harta mereka.” (QS. An-Nisa’ : 34)

Dalam kedua ayat diatas, jelas bahwa kepemimpinan keluarga ada pada laki-laki atau suami, karena kelebihan kodrat fisiknya dan keharusan nafkah atau pembiayaan kebutuhan keluarga ada pada suami. Suami sebagai pemimpin dan kepala rumah keluarga, tak ubahnya seperti "kepala" yang tak bisa jalan tanpa ada anggotanya, seperti kaki, tangan dan lain-lain. Maka diperlukan adanya anggota keluarga yang baik dan sehat dengan memberinya perhatian dan pengertian. Jangan sampai istri dan anggota keluarga lain menderita. Oleh karena itu, peran suami sangat besar bagi kesejahteraan dan kebahagiaan, keharmonisan dan kesakinahan sebuah rumah tangga.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Petunjuk yang ketiga dalam membina rumah tangga, adalah adanya saling pengertian antara suami, istri dan anggota keluarga lainnya. Sebagaimana telah kami uraikan diatas, bahwa suami dan istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban. Apabila masing-masing melaksanakan kewajibannya dan memenuhi haknya, saling tenggang rasa dan bertanggung jawab masing-masing sesuai dengan posisi dan fitrahnya, niscaya rumah tangga itu akan bahagia, harmonis dan sakinah.

Tenggang rasa atau saling pengertian berarti pula saling menjauhi sikap atau pembicaraan yang dapat menyinggung perasaan orang lain, merasa tidak dihargai atau dihina, seolah-olah diremehkan dan lain sebagainya. Orang akan merasa bahagia jika ia merasa dihargai. Karena itu, hargai dan hormati orang lain. Dengan menghargai dan menghormati orang lain, berarti kita telah menghargai dan menghormati diri kita sendiri.

Baca Juga: Muhammad Alunk, Santri Ponpes Al Irsyad yang Dipuji Wabup Bondowoso Karena Prestasinya  

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah.

Kemudian petunjuk yang keempat, seandainya dalam rumah tangga terjadi perselisihan, usahakanlah adanya perdamaian. Sebagai suami tidak boleh main hakim sendiri. Apalagi sampai memukul, menyiksa atau berbuat semaunya. Perdamaian dapat diperoleh dengan berunding diantara suami dan istri itu sendiri atau kalau perlu keluarga dari kedua belah pihak berunding untuk membantu mencari penyelesaian. Dan hal ini telah diajarkan oleh Allah sebagaimana firman-Nya dalam surah An-Nisa' ayat 35 :

وَاِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوْا حَكَمًا مِنْ اَهْلِهِ وَحَكَمًا مِنْ اَهْلِهَا اِنْ يُرِيْدَا اِصْلاَحًا يُوَفِّقِ اللهُ بَيْنَهُمَا. اِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيْمًا خَبِيْرًا.

Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya (suami-istri), maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ : 35)

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Selanjutnya, sebuah keluarga akan menjadi keluarga yang bahagia, keluarga yang harmonis, sakinah mawaddah warahmah apabila memiliki visi dan pandangan yang kuat mengenai pentingnya upaya membentuk generasi penerus yang berkualitas yang dihasilkan dari sebuah keluarga. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 9, Allah berfirman :

وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”

Ayat inilah yang salah satunya mendasari pelaksanaan program Keluarga Berencana. Keluarga Berencana masa kini tidak lagi hanya identik dengan pembatasan jumlah anak, namun lebih pada peningkatan kualitas keluarga yang dihasilkan, dengan melakukan upaya perencanaan keluarga, peningkatan ketahanan keluarga dan menjaga kesehatan reproduksi keluarga. Keluarga juga diharapkan memiliki wawasan yang baik mengenai kondisi penduduk di sekelilingnya, agar dapat menyiapkan generasi penerus selanjutnya yang dapat hidup di masa depan yang penuh dengan tantangan sekaligus penuh dengan peluang.

Fokusnya adalah terletak pada peningkatan kualitas keluarga. Keluarga yang berkualitas adalah pondasi untuk membentuk masyarakat berkualitas, dan masyarakat yang berkualitas adalah pondasi menuju Bangsa dan Negara yang berkualitas. Komitmen mewujudkan hal tersebut perlu dikuatkan terus menerus, sehingga kita akan senantiasa memiliki semangat dan energi kolektif untuk mewujudkan Bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Baca Juga: Sebanyak 68 Klub Daftar Liga 3 Jatim, Termasuk Bondowoso

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Demikianlah uraian singkat tentang membangun keluarga yang bahagia, keluarga yang harmonis, sakinah mawaddah warahmah. Jika suasana sebuah keluarga itu bahagia, damai, tenang, tenteram, penuh pengertian dan kasih sayang, maka suasana itu akan memantul dan bergema dalam masyarakat, yang pada akhirnya akan menjadi suri tauladan bagi keluarga-keluarga yang lain.

Semoga, kita semua diberi hidayah dan kekuatan oleh Allah untuk dapat membina keluarga kita, membimbing istri-istri kita dan anak-anak kita dengan binaan dan bimbingan yang diridloi oleh Allah, sehingga nantinya keluarga kita menjadi keluarga yang berkualitas, keluarga yang bahagia, keluarga yang harmonis dan sakinah mawaddah warahmah di dunia dan di akherat. Amin, amin, amin ya rabbal ‘alamin.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ قُولُوا قَوْلاً سَديداً. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَ مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ فَقَدْ فازَ فَوْزاً عَظيماً.
بَارَكَ اللهُ ِليْ وَلَكُمْ ِفي ْالقُرْأنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ.

Sekian materi khutbah Jumat nya semoga bermanfaat. ***

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah