Nabi memberi tahu kepada kita bahwa tujuan akhir dari proses pendidikan adalah untuk mencapai derajat ketaqwaan.
Salah satu hal yang menjadi faktor keberhasilan pendidikan adalah menghormatinya murid kepada sang Guru. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Az-Zarnuji dalam kitab ta’limal muta’allim
اِعْلَمْ بِأَنَّ طَالِبَ العِلْمِ لَا يَنَالُ العِلْمَ وَلَا يَنتَفِعُ بِهِ إِلَّا بِتَعظِيمِ العِلمِ وَأَهلِهِ وَتَعْظِيمِ الأُسْتَاذِ.
“Ketahuilah bahwasannya seorang pencari ilmu tidak akan bisa memperoleh ilmu dan tidak akan mendapatkan manfaatnya kecuali dengan menghormati ilmu, ahli ilmu, maupun guru.”
Baca Juga: PC PMII Bondowoso Apresiasi F-PKB, Terkait Raperda Fasilitas Penyelenggaraan Pesantren
Baca Juga: Ada Jual Beli Jabatan di BUMN, Diungkap Menteri Erick Thohir, Harganya Fantastis
Begitu berjasanya seorang guru, sampai-sampai shohabat ‘Ali kwh. Mengungkapkan:
أَنَا عَبْدُ مَنْ عَلَّمَنِي حَرْفًا وَاحِدًا إِنْ شَاءَ بَاعَ وَإنْ شَاء استَرَقَ.
Artinya: “Aku adalah hamba seseorang yang mengajariku satu huruf. Jika dia mau dia menjualku, dan jika dia mau dia menjadikanku budak.”
Dengan kita mempunyai ilmu, maka kehidupan kita menjadi semakin terasa hidup. Karena ada pepatah mengatakan: