Baca Juga: Tingkat Imun Tubuh dengan 5 Jenis Minuman ini, Cegah Omicron
Baca Juga: Laga Kontra Persib Bandung vs PSM, Zalnando Menjadi Supersub Bagaikan Pemain Legenda AC Milan
Bagaimana mungkin toleransi bisa ditampilkan dan dikampanyekan, sedang pada saat yang sama, ilustrasi yang dihadirkan, justru bukan sekedar kontra produktif tapi berpotensi menyakiti kepada bagian unsur tertentu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Rasanya tidak pantas, bila urusan toa diilustrasikan dengan binatang tertentu atau hal-hal yang lain yang tidak sejalan, tidak senafas bahkan tidak sampai kepada logika", tutur ustadz Adi.
Ustadz Adi juga mengajak, untuk tidak saling mencela, menyalahkan, yang diperlukan adalah mengoreksi dan bertanya pada diri kita, apakah masih mencintai negeri dan bangsa ini?
"Bila memang, anda mengatakan, saya cinta pancasila, saya cinta NKRI,” ujarnya.
“Maka cinta tidak dibuktikan dengan kata-kata, cinta dibuktikan dengan tindakan, kebijakan, dengan persatuan dan denga sikap dan perilaku yang mulia dalam kehidupan", jelas ustadz Adi Hidayat menambahkan.
Di akhir pesan kebangsaannya, seperti biasa, ustadz Adi memanjatkan doa, meminta kepada Allah SWT ampunan, dibimbing ke jalan yang baik, meridhoi langkah kita.
Baca Juga: Ustadz Muhammad Faizar Berikan Cara Agar Santet Tidak Tembus
"Dan pada saatnya, siapapun kita pasti akan berpulang kepada Allah SWT. Pastikan saat pulang itu, ada legasi terbaik yang ditinggalkan yang bermanfaat untuk kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, dan jariyah yang mengalir sampai kehidupan akhirat kita", tutur ustadz Adi Hidayat.*** (Malia Rianti Kartabrata/deskjabar.com)