Mengevaluasi diri Soal Keteladan Pada Nabi Muhammad SAW

- 13 Oktober 2022, 20:37 WIB
Mengevaluasi diri Soal Keteladan Pada Nabi Muhammad SAW
Mengevaluasi diri Soal Keteladan Pada Nabi Muhammad SAW /UNSPLASH/Rumman Amin

Rasulullah memiliki pribadi yang paripurna, sempurna dalam membangun hubungan dengan sesama maupun dengan Tuhannya. Semakin dirinci karakter utama yang beliau miliki, semakin banyak yang luput untuk disebut. Dari sekian keteladanan yang ada, terdapat beberapa hal yang perlu kita jadikan hikmah dan bahan instropeksi. Sebagaimana kesaksian Ummul Mukminin Khadijah Radhiyallahu ‘anha saat mendapati Rasulullah merasa khawatir ketika kembali dari Goa Hira, tepatnya setelah bertemu dengan Malaikat Jibril untuk menerima wahyu saat pertama kalinya.

Berdasarkan riwayat yang cukup panjang mengenai awal turunnya wahyu, Imam Bukhari mencantumkan di antaranya riwayat Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:

…أبْشِرْ، فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيْكَ اللَّهُ أبَدًا؛ إنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وتَصْدُقُ الحَدِيْثَ، وتَحْمِلُ الكَلَّ، وتَقْرِي الضَّيْفَ، وتُعِيْنُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ

“… Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung silaturahmi, seorang yang selalu jujur kata-katanya, gemar menolong yang lemah (menanggung beban orang lain atau memberi kepada orang yang tak punya), engkau juga memuliakan tamu, serta mendukung pembela kebenaran...”.

Berdasarkan hadis tersebut, dapat kita ketahui beberapa hal mengenai kepribadian Rasulullah menurut kesaksian Ummul Mukminin Khadijah Radhiyallahu ‘anha, yakni suka menyambung tali silaturahmi; selalu jujur dan penuh kebenaran dalam perkataannya; gemar menolong yang lemah atau mau menanggung beban orang lain dan memberi makan orang miskin; memuliakan tamu; serta mendukung pembela kebenaran.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Penyebutan silaturahim ataupun silaturahmi sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan, adapun yang dipilih menjadi kata baku di dalam bahasa Indonesia ialah kata silaturahmi. Istilah silaturahmi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan dengan tali persahabatan atau tali persaudaraan. Maka bersilaturahmi berarti mengikat tali persahabatan atau persaudaraan.

Era modern seperti sekarang ini bersilaturahmi jauh lebih mudah, selain akses jalan dan kendaraan yang semakin baik, juga alat komunikasi yang semakin canggih, seolah tidak ada sekat sedikitpun. Untuk itulah pada dasarnya tidak ada alasan untuk tidak menyambung hubungan kekerabatan, baik dengan teman, saudara, orangtua, maupun guru-guru kita. Manakala kita betul-betul menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan, maka sekali-kali kita tidak akan pernah memutus tali silaturahmi.

Di samping kita juga terus berusaha untuk menjadikan setiap ucapan kita penuh dengan kejujuran dan kebenaran, bukan asal bicara tanpa sumber yang terpercaya.

Kemudian kita terus berupaya menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh orang lain, menolong mereka yang tertindas, terzalimi, dan membutuhkan bantuan. Perlu kita tanyakan pada diri sendiri, adakah hidupku ini sudah memberi manfaat untuk orang lain?

Halaman:

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah