Naskah Khutbah Jumat Tema Pendidikan Nabi Ibrahim Cerminan Pondok Pesantren

- 13 Januari 2023, 15:00 WIB
Aktivitas para penghafal Al-Qur'an saat menghafal kitabullah di pesantren tahfidz Quran Yayasan Saman Netra, Jalan Pasir Honje,  Kampung Sekegawir, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Aktivitas para penghafal Al-Qur'an saat menghafal kitabullah di pesantren tahfidz Quran Yayasan Saman Netra, Jalan Pasir Honje, Kampung Sekegawir, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar/

Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” [Surat Ash-Shaffat 102]

Selanjutnya kita ketahui bersama diakhir peristiwa penyembelihan itu Allah SWT mengganti Ismail yang akan dikorbankan dengan seekor domba yang begitu gemuk dari surga, domba persembahan putra nabi Adam Habil. Semua berakhir bahagia.

Akan tetapi tak berhenti sampai di situ, Ismail pun tumbuh menjadi seorang yang saleh sehingga kemudian diangkat menjadi Rasul. Dan darinya pula kelak lahir para Nabi dan Rasul hingga sampailah pada beliau Nabi Agung Muhammad Saw.

Bila kita bisa mengambil ibroh, semua itu tak lepas dari peran Nabi Ibrahim sebagai orang tua dalam mendidik anaknya Ismail. Selain dengan selalu beribadah dan terus mendekatkan diri kepada Allah, beliau juga senantiasa mendoakan keluarganya dalam Al-Qur’an doa Nabi Ibrahim As. diabadikan:

(رَبَّنَا وَٱجۡعَلۡنَا مُسۡلِمَیۡنِ لَكَ وَمِن ذُرِّیَّتِنَاۤ أُمَّةࣰ مُّسۡلِمَةࣰ لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبۡ عَلَیۡنَاۤۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِیمُ)

Artinya: Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. [Surat Al-Baqarah 128]

Tak berhenti di situ, bahkan pada saat putra tercintanya baru lahir langkah yang beliau lakukan justru menjauhkan istri dan putranya tersebut mengasingkannya ke jazirah Arab tanah gersang yang tak berpenghuni.

Hal demikian dilakukan tak lain karena beliau tahu pendidikan terbaik bagi seorang calon pemimpin umat adalah dengan berpisah dari pangkuan orang tua, guna belajar mengenal kehidupan yang sesungguhnya dengan hidup di tengah komunitas yang plural.
Ditegaskan dalam Al-Qur’an:

(رَّبَّنَاۤ إِنِّیۤ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّیَّتِی بِوَادٍ غَیۡرِ ذِی زَرۡعٍ عِندَ بَیۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِیُقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةࣰ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِیۤ إِلَیۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ لَعَلَّهُمۡ یَشۡكُرُونَ
Artinya: Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.[Surat Ibrahim 37]

Selain itu, walaupun sebagai sosok ayah beliau tetap dengan tegar melaksanakan semua perintah Allah walaupun sampai mengorbankan putra tercintanya, sebagai cerminan sikap tawakal orang tua.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda

Sumber: Lirboyo.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah