Contoh ada suami yang memiliki anak empat dan istrinya yang setia namun suami tertarik dengan janda.
Kemudian ada orang yang menilai seperti ini, “Tertarik dengan janda sampai lupa anak dan istri,”.
“Padahal itu semua tidak benar, suami tersebut tidak sampai lupa dengan anak dan istrinya bahkan masih lancar menafkahinya,” ujar Gus Baha.
“cuman memang tidak bisa melupakan sebab itulah bawaan maksiat manusia atau kelemahannya dan itu wajar,” sambungnya.
Baca Juga: Gus Baha: Kalau Sekarang Masih Miskin Berbahagialah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim Ungkap Alasannya
Kemudian ketika ditanya, “kenapa tidak kamu nikahi saja,”. Lalu dijawab oleh suami tersebut, “sungkan dengan anak,”.
Itu membuktikan bahwa dirinya tidak sampai lupa dengan anak istrinya akan tetapi disaat bersamaan memang tidak bisa melupakan si janda tersebut.
Gus Baha memberikan contoh yang lebih spesifik, terkadang kyai ahli fikih sering mengatakan apa gunanya sholawatan namun tidak sholat.
“Itu adalah hal yang tidak perlu dipermasalahkan, bisa jadi sholawat yang dilantunkan oleh orang tersebut membuatnya kelak sadar bahwa melaksanakan sholat fardhu itu kewajiban,” ucap Gus Baha.
“dan kita tidak akan pernah tau mungkin satu atau dua sholawatnya ini menjadi sebab dirinya mendapatkan hidayah,” sambungnya.