Uang logam tersebut terbuat dari perak, berbentuk cembung.
Di sisi depannya terdapat gambar dua tangkai bunga, pot bunga, dan di sekitarnya ada motif garis garis lekuk. Lalu di bagian belakangnya ada gamabr bunga lotus mekar terletak di dalam garis berbentuk persegi empat.
Uang logam tersebut tersimpan di Museum Nasional (no. inv. 2087 dan no. inv. 2119).
Baca Juga: Jarang Orang Tahu, Filosofi Mendalam di Balik Sarung
Dilansir dari laman Kemenkeu, ada pula Kemudian Uang Kepeng mata uang tembaga dari Tiongkok. Selain itu, kerajaan-kerajaan Islam juga mengeluarkan mata uang.
Misalnya, Kesultanan Pasai dan Aceh (dirham dan mass dari emas dan keuh atau kasha dari timah), Banten (kasha dari tembaga), dan Cirebon (picis dari timah).
Kedatangan bangsa Eropa membawa mata uang baru. Pada abad ke-16, Portugis mengedarkan mata uang yang terbuat dari perak, yaitu piastre Spanyol yang disebut juga mat, pasmat, real, atau dollar.
Baca Juga: Profil dan Biodata Kenya Nindia Elsa Lengkap Dengan Instagram Aktris Suara Hati Nur Indosiar
Setelah Portugis, Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) menancapkan kaki di Nusantara. Pada masa jayanya, beredar bermacam-macam mata uang seperti rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit.
Bahan yang digunakan adalah emas, perak, tembaga, nikel dan timah. Bentuknya bundar pipih dengan ukuran diameter yang tidak sama. Mata uang tersebut dibuat di Negeri Belanda.