Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?”
Baca Juga: Khutbah Jumat Kemenag Tentang Bahaya Hasad Bagi Peradaban Manusia
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim, no. 2589).
Secara bahasa ghibah berasal dari kata al-ightiyab, yang artinya tertutup, dimana sesuatu tertutup dari pandangan.
Pengertian paling bagus tentang ghibah secara istilah adalah menyebut-nyebut aib tanpa orang lain yang disebut itu ada (dzikrul ‘aibi bi zhahril ghaibi). Hal ini dinyatakan oleh Imam Al-Munawi rahimahullah.
Sebab ghibah dan faktor pendorongnya
Kata Imam Al-Ghazali rahimahullah dalam Ihya’ Al-‘Ulumuddin, sebab ghibah adalah:
Pertama: Untuk meredam marah lantas menyebut aib orang lain yang mengghibahnya.
Baca Juga: Mobil Andalan saat Macet? Toyota Kijang Innova Bisa Jadi Solusi
Kedua: Untuk bahan candaan ketika kumpul-kumpul.