BMKG Sebut Hilal Syawal 1443 H Dapat Diamati Pada Tanggal 1 Mei 2022, Perkiraan Idul Fitri Serentak 2 Mei

23 April 2022, 23:20 WIB
Ilustrasi pengamatan rukyat hilal / pexels / Thirdman

KlikBondowoso.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan pengamatan (rukyat) hilal awal Syawal 1443 Hijriah pada 1 Mei 2022. BMKG mempersiapkan layanan informasi berupa data-data hisab hilal dan rencana pengamatan (rukyat) hilal di seluruh Indonesia.

Dijelaskan bahwa Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H (2022 M) di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada hari Ahad, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.

Terbenamnya matahari paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh). Tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79⁰ di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57⁰ di Sabang (Aceh).

Baca Juga: PBNU Putuskan Awal Bulan Rajab Kamis 3 Februari 2022, Karena Hilal Tak Nampak di 22 Titik di 8 Provinsi

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan bahwa hilal berpotensi teramati pada tanggal 1 mei 2022.

"Berdasarkan data-data tersebut di atas, pengamatan Rukyat Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat (teramati), namun tergantung kondisi cuaca saat pengamatan di setiap lokasi pengamatan," katanya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah resmi menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah atau 1 Syawal bertepatan pada hari senin, 2 Mei 2022.

Keputusan tersebut disampaikan PP Muhammadiyah dalam maklumatnya tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1443 Hijriah, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Umur bulan Ramadhan 1443 H 30 hari dan tanggal 1 Syawal 1443 H jatuh pada hari Senin Pon, 2 Mei 2022 M." demikian isi maklumat itu, Jumat, 22 April 2022.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadhan dan Syawal

Dalam menentukan Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 1443 H, PP Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal atau perhitungan astronomis.

Pada metode tersebut, ada tiga kriteria yang menjadi syarat yaitu terjadi ijtimak (konjungsi), ijtimak itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan saat terbenamnya matahari piringan atas bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).

Syarat pertama berupa hasil perhitungan ijtimak menjelang awal Syawal menurut maklumat tersebut disebutkan, pada Sabtu, 29 Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 30 April 2022 M, ijtimak jelang Syawal 1443 H belum terjadi. Ijtimak terjadi esok harinya, Ahad, 30 Ramadhan 1443 H bertepatan dengan 1 Mei 2022 M pukul 03.31 WIB.

Syarat kedua telah memenuhi kriteria dengan tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta sudah mencapai 4 derajat. Di seluruh wilayah Indonesia pun pada saat matahari terbenam itu bulan berada di atas ufuk.

Baca Juga: Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan, Fenomena Astronomi Menakjubkan di Malam Lailatul Qadar

Dan kriteria ketiga, penentuan 1 Syawal 1443 H menurut metode hisab wujudul hilal juga telah terpenuhi.

Dengan data dari BMKG, maka hari raya Idul Fitri 1443 H diperkirakan akan bersamaan, baik menggunakan metode hisab maupun rukyat. Karena pada tanggal 1 mei 2022 diperkirakan hilal dapat teramati saat dirukyat (diamati).***

Editor: N.A Pertiwi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler