Kisah Pilu Warga di Jember yang Hidup Satu Tahun di Pos Kamling di Kelurahan Baratan Patrang

- 6 Oktober 2021, 12:06 WIB
Tetangga Solehuddin saat menyambangi kedua anaknya yang tinggal di poskamling. )
Tetangga Solehuddin saat menyambangi kedua anaknya yang tinggal di poskamling. ) /Sigit Edi Maryanto/JatimNetwork

KlikBondowoso.Com - Memiliki keluarga bahagia, punya rumah dan punya anak merupakan gambaran setiap orang.

Namun tidak semua orang ternyata mencapai titik bahagia tersebut.

Seperti kisah pilu warga di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Selama setahun hidup di poskamling.

Warga yang tinggal di poskamling di Jember ini adalah keluarga Solehuddin. Ia tinggal di poskamling bersama dua anaknya bernama Zahra Fitriani (9) dan Salsabila Putri (8).

Ibu kedua anak ini sudah meninggal dunia. Sementara Solehuddin selaku kepala keluarga, kondisi ekonominya sangat sulit.

Berikut kisah lengkapnya:

Keluarga Solehuddin tinggal di poskamling di jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Baratan Kecamatan Patrang Jember.

Poskamling itu tanpa dinding dan beralaskan bilah bambu yang disusun. Keluarga ini tinggal disini selama setahun terakhir.

Bisa dibayangkan, poskamling itu tanpa penutup apapun di sisinya. Pasti angin malam sangat menusuk kulit dan tulang mereka. Tak terbayangkan jika hujan turun, dan tinggal di poskamling tersebut.

Solehuddin merupakan warga Kecamatan Silo, dalam beberapa tahun terakhir harus hidup dengan berpindah-pindah, bersama dengan kedua anaknya.

Baca Juga: Pemuda di Banyuwangi Curi Lingerie Demi Puaskan Fantasi Seksual

Baca Juga: dr. Zaidul Akbar Ajarkan Hal ini Agar Memperoleh Kemuliaan Hidup

"Aslinya orang Sempolan dan orang tua sudah meninggal, rumah punya orang tua sudah gak ada juga," ucap Solehuddin, dikutip KlikBondowoso.Com dari JatimNetwork.Com dengan judul "Warga Jember Hidup Satu Tahun di Poskamling, Satu Anaknya Ingin Jadi Dokter".

Selama ini, Solehuddin bersama kedua putrinya, harus terpaksa berpindah tempat tinggal. Sampai akhirnya tinggal di Poskamling Patrang Jember.

Kisah Awal Solehuddin

Awalnya Solehuddin bertemu dengan sang istri di Bali. Saat bekerja di Bali. Akhirnya keduanya menikah.

Buah pernikahan dikarunia dua orang anak. Namun, karena kecelakaan, istrinya meninggal dunia.

Akhirnya Solehuddin harus berjuang dengan keras untuk bertahan hidup dan membuat anak-anaknya tetap sehat.

Sebelum tinggal di poskamling, Solehuddin pernah tinggal di Kecamatan Pakusari bersama istrinya dan rumah tersebut milik orang yang tidak ditinggali.

"Ya pernah tinggal sama istri saya di Pakusari, ada rumah punya orang gak dipakai. Dan saat istri sudah tidak ada ya saya pindah karena harus cari uang dan gak bisa merawat rumah itu," terang Solehuddin.

Dirinya menuturkan, pernah tinggal ingin tinggal di rumah mertuanya, tetapi disana sudah banyak keluarga yang menempati.

"Sempat sewa kamar kos dulu, tapi sudah gak bisa bayar jadinya ya hidup pindah-pindah," terangnya.

Sejak tahun 2020 dirinya sudah menempati poskamling tersebut, namun sebelum tinggal disitu dirinya sering tinggal di halaman rumah orang.

"Ya saya keliling lagi pindah dan ada poskamling ini jadi saya gunakan buat tempat tinggal, terus untuk listrik numpang dari tetangga," jelasnya.

Baca Juga: Lalu Muhammad Zohri Berlaga di Atletik PON XX Papua 2021, Wakili Nusa Tenggara Barat

Cita-cita tinggi dari Zahra Fitriani anak pertama Solehuddin, memiliki keinginan yang tinggi dan bisa menjadi dokter nantinya.

Kedua putrinya saat ini sudah tidak bersekolah, karena keterbatasan biaya mereka berdua harus merelakan tidak bisa mengenyam pendidikan formal seperti anak-anak lainnya.

Dikonfirmasi terpisah, Anang Bahtiar Dwi Utomo yang merupakan tetangga Solehuddin mengatakan, Solehuddin sudah tinggal cukup lama di Poskamling itu. Warga sekitar memang yang memiliki tanah memperbolehkan keluarga Solehuddin tinggal disitu.

"Jadi boleh tinggal disitu sama pemilik tanahnya," ungkapnya.

Dijelaskan, selama ini Solehuddin bekerja serabutan. Anaknya tidak bisa sekolah karena keterbatasan ekonomi.

"Ya kerja serabutan kadang buat layang-layang dan dijual, semua itu untuk bertahan hidup," terangnya.

Kedua anaknya kadang ikut sang ayah bekerja dan kalau tidak bermain bersama teman-temannya di sekitar tempat tinggalnya. Utomo berharap, seluruh pihak bisa membantu Solehuddin dan termasuk juga memikirkan pendidikan untuk anak-anaknya.

"Ya semoga ada uluran bantuan dan memikirkan khusus untuk anaknya bisa mengenyam pendidikan," tutupnya.*** (Sigit Edi Maryanto/JatimNetwork.Com)

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah