Ini Kenaikan Kedelai Mulai Covid-19 sampai Saat ini di Jember, Diutarakan Pengusaha Tahu dan Tempe

- 3 November 2022, 06:43 WIB
Pengusaha tahu saat meproduksi tahunya.
Pengusaha tahu saat meproduksi tahunya. /Kosasih/KlikBondowoso

KlikBondowoso.Com - Selama kurun waktu dua minggu terakhir, bahan baku kedelai impor mengalami kenaikan harga.

Bahkan kenaikan harga itu, menurut pengusaha/pengrajin tempe dan tahu di Jember, terjadi sejak pemerintah menaikkan harga BBM.

Terkait kondisi tersebut, menurut salah seorang pengrajin/pengusaha tempe dan tahu di Jember Ahmad Miftahul Arifin. Pihaknya mensiasati tempe dan tahu agar masih bisa mendapatkan keuntungan.

“Dulu di tahun sebelum (pandemi) Covid, harga kedelai impor itu disekitaran Rp 6.800 per Kg. Tapi karena pandemi itu sempat naik di harga Rp 10 ribu. Kemudian mulai agak normal (kembali turun harga),” kata Arifin.

“Tapi kemudian dengan adanya kenaikan harga BBM, terutama dua minggu terakhir ini. Melonjak di harga Rp 14 ribu, yang sebelumnya Rp 13.850 per Kg,” sambungnya.

Untuk harga bahan baku kedelai import itu, lanjut Arifin, dinilai meresahkan. Terlebih lagi, katanya, kenaikan harga bahan baku kedelai impor terjadi dalam hitungan hari.

“Kondisi sekarang pun masih terus naik per harinya. Jadi hal ini meresahkan di level pengecer kecil,” katanya.

Sebagai langkah antisipasi dan solusi dengan kenaikan harga bahan baku kedelai impor itu, katanya, para pembuat/pengrajin tempe dan tahu melakukan siasat tertentu.

“Dengan kondisi kenaikan harga bahan baku kedelai impor ini. Memang tidak serta merta harga tempe atau tahu (ikut) melonjak harganya. Jadi yang bisa dilakukan adalah mensiasati. Ya mengurangi ukuran itu sebagai penyesuaian, atau juga satu timba kedelai itu kita kurangi takarannya,” ungkap Arifin.

Halaman:

Editor: Sholikhul Huda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x